SEBUAH survei baru menemukan bahwa sebagian kalangan Gen Z menjalani “kehidupan ganda” di dunia nyata dan dunia maya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh OnePoll untuk Lenovo tersebut, banyak Gen Z merasa kepribadiannya di dunia nyata jauh berbeda dengan saat online.
Dikutip dari laman Independent, Jumat (31/5/2024), studi itu sebenarnya melibatkan 2.000 peserta yang merupakan warga Amerika lintas generasi. Para peserta mendiskusikan kebiasaan media sosialnya. Hasilnya, 46 persen Gen Z merasa punya “kehidupan ganda” seperti yang telah disebutkan.
Ketika ditanya apakah “kepribadian online” itu dirahasiakan dari keluarga, 31 persen responden Gen Z menjawab “ya”. Selain itu, 53 persen Gen Z merasa lebih nyaman dan mudah ketika berkomunikasi secara daring dibandingkan secara langsung.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Sebenarnya, hampir setengah dari seluruh responden lintas generasi mengatakan ada keterputusan antara diri mereka saat komunikasi daring dan saat bertatap muka. Akan tetapi, 68 persen dari responden yang menjawab itu adalah bagian dari Gen Z.
Generasi lain ada juga yang mengalami hal serupa, dengan 38 persen generasi milenial, 18 persen generasi X, dan delapan persen generasi baby boomer mengklaim punya ‘kehidupan ganda’ di internet. Sebanyak 27 persen generasi milenial juga mengaku merahasiakan identitas daring dari keluarga.
Mengenai kemudahan melakukan percakapan onlinedibandingkan offline, 49 persen generasi milenial dan 35 persen Gen X mengakui hal tersebut. Sementara itu, hanya 23 persen generasi baby boomer yang merasakan hal serupa.
Semua responden juga ditanya seberapa terbuka mereka untuk berbagi pendapat secara online. Hasilnya menunjukkan 21 persen dari mereka merasa nyaman untuk menyampaikan argumen secara online dibandingkan secara langsung.
Ada 19 persen responden yang mengatakan mereka merasa nyaman berbagi ketakutan atau rasa tidak aman mereka secara online, dibandingkan secara offline. Sejumlah 19 persen meyatakan terbuka mengenai keyakinan politik mereka.
Jika dibandingkan dengan orang yang sedang offline, 20 persen responden mengatakan kepribadian online mereka memiliki kesukaan dan ketidaksukaan yang lebih jelas. Beberapa responden juga menunjukkan bahwa kepribadian online mereka memiliki kehidupan dan ketidaksukaan yang berbeda serta opini yang lebih kontroversial dibandingkan diri di dunia nyata.