Warteg lain yang dibuka di luar negeri adalah Warteg Bahari yang juga berada di Korea Selatan, Warteg Nusantara di Berlin, Warteg Monggo Moro di Jepang, dan Warung Tegal di Saudi Arabia. Meski disebut warteg, pemilik warung makan tersebut tidak semuanya berasal dari Tegal.
WKB: Sebuah Terobosan
Wahteg, Warteg Hipster, dan Wowteg jelas bukan tempat makan favorit konsumen kelas bawah seperti warteg kebanyakan. Dilihat dari tata ruang, fasilitas, dan harga makanannya pun warung-warung itu lebih mirip kafe atau tempat makan untuk segmen pasar yang lebih tinggi.
Fakta tersebut membuat supremasi warteg di seantero Jabodetabek tidak tergoyahkan, di samping jumlahnya yang mencapai 35 ribu sulit dilawan. Terlebih Wahteg yang memiliki outlet di Tanjung Duren (Jakarta Barat) dan Bekasi tutup sejak 2020 lalu. Sementara Warteg Hipster yang semula memiliki lima cabang kini hanya tinggal punya satu outlet.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Di tengah ramainya tempat makan kekinian yang mengusung konsep masakan ala warteg, transformasi yang sesungguhnya lahir di kalangan pengusaha warteg konvensional. Adalah Sayudi (50), seorang lulusan SD, yang memulai perubahan besar itu.
Pria yang pernah menjadi pedagang asongan tersebut punya segudang pengalaman dalam bisnis warteg, mulai warungnya yang hampir digusur dan bangkrut hingga berhasil memiliki tiga cabang. Setelah jatuh-bangun menjalankan bisnis kuliner khas Tegal itu, ia mencoba peruntungan dengan membuka kemitraan atau waralaba.
Nama Warteg Kharisma Bahari (WKB) Group pun digunakan sebagai nama bisnis waralabanya. Tanpa diduga, usaha tersebut berkembang, bukan hanya di Jabodetabek tapi juga di kota-kota lain. Ekspansi bisnis milik Sayudi semakin agresif, terlihat dari semboyan “Siap mewartegkan Jabodetabek” yang berubah menjadi “Siap mewartegkan Indonesia”.
Melalui Marketing Support WKB Group Deddy Henggar untuk Jabodetabek sendiri estimasi 160 sampai 180-an, itu tergantung luas bangunan dan kerusakan. “Ya kalau yang lebih parah bisa sekitaran 190-an dengan harga segitu sudah dapat cctv dan hand phone untuk operasional gofood dan grabfood,” pungkasnya kepada delik, Rabu (29/5).
Jika berminat bisa mengunjungi situs www.wartegkharismabaharigroup.com atau email [email protected].