WARTEG alias warung Tegal akan menjadi sahabat paling setia di kala lapar. Selain menu sajiannya yang identik dengan masakan rumah, juga karena harganya yang murah dan porsi nasinya yang mengenyangkan.
Selain warteg, warung nasi Padang sebenarnya juga pilihan. Namun bagi karyawan kasta sudra seperti saya, makan di warung nasi padang tidak bisa dilakukan tiap hari. Di samping sayurnya yang kurang variatif, juga karena harganya yang agak mahal.
Warteg merupakan fenomena urban. Tampilan bangunannya yang sederhana dan segmen pasarnya yang membidik kelompok ekonomi bawah kerap mengaburkan status sosial pemiliknya sebagai pengusaha kuliner yang sukses.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Meski memulai bisnis dari bawah, banyak pemilik warteg yang kemudian berhasil meningkatkan taraf hidup keluarganya di kampung halaman. Kerja keras, keuletan, dan tahan banting adalah sebagian kuncinya.
Warteg Naik Kelas
Sejak menjamur pada warsa 1950-an, warteg lekat dengan citranya yang murah, mengenyangkan, dan tata ruang yang seadanya. Namun, sepuluh tahun terakhir mudah didapati warteg di kota-kota besar bertransformasi.
Wahteg contohnya. Meski menu yang disajikan sama dengan warteg pada umumnya tapi desain tata ruang dan perabot yang digunakan mengusung tema vintage yang menarik. Untuk memikat segmen pasarnya yaitu kaum menengah perkotaan, warung makan tersebut dilengkapi AC, smooking room, stop contact, dan akses wifi gratis.
Contoh lain adalah Warteg Hipster. Tempat makan yang berlokasi di Pasteur, Bandung ini berdiri sejak 2016. Sebagaimana Wahteg, Warteg Hipster juga dilengkapi AC dan layanan wifi gratis. Hal menarik lainnya, warteg ini menyediakan tiga minuman gratis yang bisa diisi ulang, yaitu air mineral, teh tawar, dan infused water.
Sour Sally Group yang sudah 11 tahun berpengalaman dalam bisnis waralaba Food and Baverage (F&B) juga menawarkan konsep warteg milenial dengan jenama Wowteg. Selain menawarkan menu masakan sehari-hari sebagaimana lazimnya warteg, Wowteg juga menyediakan menu kekinian, seperti nasi telur Pontianak dan butter rice telur ala Korea.
Di luar negeri, warteg juga sudah mulai “menginvasi”. Yannie Kim, yang banyak dikenal publik Indonesia sebagai influencer, membuka Warteg Gembul di Korea Selatan. Dalam sebuah lawatan ke negeri ginseng itu, Presiden Jokowi sempat mengunjunginya.