Semua hasil riset lapangan di Makkah hanya diolah menjadi laporan ilmiah untuk studi di komunitas ilmuwan yang diikutinya. Dua jilid buku monumental berjudul Makkah menjadi karya agungnya. Tidak ada penghinaan tendensius dalam dua karyanya itu. Segala sisi bagus dan buruk yang ia alami disajikan apa adanya. Snouck juga menjelaskan makna ibadah haji bagi kehidupan keagamaan di Hindia Belanda. Kesimpulannya, tidak perlu mengusik ritual ibadah umat Islam termasuk haji.
Tahun 1889 takdir membawa Snouck ke Hindia Belanda. Ia melewati usia 30-an hingga akhir 40-an di Hindia Belanda dengan segala kiprah yang kontroversial. Ia kembali ke Belanda pada tahun 1906. Ada yang membencinya sebagai antek penjajah Belanda dan musuh umat Islam. Toh, ada yang mengakuinya sebagai ilmuwan jenius yang berakhir sebagai Guru Besar Bahasa dan Kebudayaan Arab di Universitas Leiden pada tahun 1907. (*)