Hubungan ketiga juga perkawinan dengan Siti Sadijah, anak dari penghulu kepala Bandung Haji Moehamad Soe’eb. Perkawinan ini pada tahun 1898 saat Siti Sadijah berusia 13 tahun dan Snouck Hurgronje berusia 41 tahun. Pada tahun 1905 lahir anak tunggal mereka bernama Raden Jusuf. Koningsveld mencatat bahwa Siti Sadijah, Raden Jusuf, dan anak-anak Snouck Hurgronje dari Sangkana pernah bertemu pada tahun 1907 dengan bukti sebuah foto bersama. Van den Doel bahkan menyebut mereka hidup bersama.
Hubungan keempat adalah perkawinan dengan Ida Oort pada 1910. Snouck Hurgronje berusia 53 tahun dan Ida Oort berusia 36 tahun. Mereka memiliki putri tunggal bernama Christien dari perkawinan ini. Belakangan, hanya Raden Jusuf anak dari Indonesia yang pernah berjumpa langsung dengan Christien.
Disertasi Husnul Aqib Suminto, Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, berjudul Politik Islam Hindia Belanda mengakui Snouck Hurgronje pernah berislam dan menjalankan rukun Islam sejak dari Mekkah. Van den Doel mencatat Snouck Hurgronje sempat menjalankan puasa Ramadan di Makkah. “Andaikata pengakuan Snouck Hurgronje ternyata kemudian hanya merupakan pengakuan tipu daya, masalahnya bisa dikembalikan kepada kejujuran Snouck Hurgronje sendiri, bukan kesalahan atau kebodohan orang lain yang mempercayainya,” kata Aqib Suminto.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Snouck Hurgronje tiba di Makkah pada 22 Februari 1884 dengan niat bisa mengikuti ibadah haji secara langsung. Ia langsung menunaikan ritual umrah pada malam pertama di Makkah termasuk anjuran mencium Hajar Aswad. Namun, Agustus 1885 ia diusir dari Makkah oleh otoritas Khilafah Utsmani yang menguasai Makkah saat itu.
Snouck Hurgronje difitnah Wakil Konsul Prancis dalam urusan perburuan artefak sejarah bernilai tinggi. Meski sempat mengikuti musim haji dan bergaul luas dengan kalangan muslim di Makkah, rencananya menetap lama di sana gagal. Kesalahpahaman dengan Wakil Konsul Prancis membuat citra Haji Abdul Gaffar kembali menjadi seorang Belanda Kristen yang berpura-pura memeluk Islam demi berburu barang antik bersejarah. Bahkan Snouck Hurgronje tidak terdeteksi sebagai utusan pemerintah Belanda untuk melakukan riset sosial demi kepentingan politik.
Desember 1885 ia telah kembali ke Leiden, Belanda. Ia membawa sejumlah informasi dan foto eksklusif pelaksanaan ibadah haji di Makkah. Namun, Van den Doel mencatat laporan perjalanannya ke Arab itu tidak pernah disampaikan kepada Kementerian Urusan Tanah Jajahan. Snouck berpendapat bahwa perjalanannya bukan atas tugas pemerintah dan berdalih tidak pernah merasa tahu pemerintah menyatakan ingin mendapat informasi. Sikap ini sempat membuat Kementerian Urusan Tanah Jajahan berang.