Kelompok itu juga meminta semua pihak, terutama Mesir, untuk menekan rezim Zionis agar menarik pasukannya dari penyeberangan Rafah guna melanjutkan aktivitas di sana dan memfasilitasi evakuasi para korban dan bantuan kemanusiaan. Menurut Kementerian Luar Negeri Qatar, insiden terbaru di Rafah dapat menjadi batu sandungan untuk mencapai gencatan senjata di sana dan membebaskan para sandera.
“Qatar mengutuk keras pemboman Israel yang menargetkan kamp pengungsian di Rafah … Kementerian menyampaikan keprihatinan Qatar bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung sekaligus menghambat kesepakatan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza serta pertukaran tahanan, sehingga semakin memperburuk dampak perang dan dampak terhadap keamanan regional dan internasional,” demikian unggahan Kemlu di X.
Kemlu Qatar mendesak komunitas internasional untuk “segera bertindak mencegah komitmen genosida” dan menekankan perlunya Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan operasi militer di Rafah.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Kelompok militan Hamas, pada Senin (27/5/2024) mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan terlibat dalam perundingan apa pun menyusul kejahatan keji yang dilakukan rezim Zionis Israel di kamp pengungsi di Kota Rafah, Gaza selatan. Melalui pernyataan sebelumnya Hamas menyebutkan Pemerintah Amerika Serikat dan khususnya Presiden Joe Biden bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Sebab menurutnya, jika bukan karena dukungan dan lampu hijau dari Washington, rezim Zionis tidak mungkin melakukan aksi semacam itu. Hamas juga menuntut implementasi segera keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan desakan terhadap rezim pendudukan agar menghentikan pertumpahan darah warga sipil Palestina, termasuk perempuan, anak-anak dan kaum lansia.
Kelompok itu juga meminta semua pihak, terutama Mesir, untuk menekan rezim Zionis agar menarik pasukannya dari penyeberangan Rafah guna melanjutkan aktivitas di sana dan memfasilitasi evakuasi para korban dan bantuan kemanusiaan. Menurut Kementerian Luar Negeri Qatar, insiden terbaru di Rafah dapat menjadi batu sandungan untuk mencapai gencatan senjata di sana dan membebaskan para sandera.
“Qatar mengutuk keras pemboman Israel yang menargetkan kamp pengungsian di Rafah … Kementerian menyampaikan keprihatinan Qatar bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung sekaligus menghambat kesepakatan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza serta pertukaran tahanan, sehingga semakin memperburuk dampak perang dan dampak terhadap keamanan regional dan internasional,” demikian unggahan Kemlu di X.