Aktifitas sebagai jurnalis pernah diembannya selain juga aktif sebagai aktifis reforma agraria. Di dunia inilah predikat lain sebagai demonstran melekat pada dirinya hingga muncullah nama panggilan Komeng. Identik dengan rambut gondrongnya kala itu dan menjadi popular hingga kini.
Malang melintang di dunia aktivis mengantarkannya untuk berkiprah dan berkontribusi membangun kampung halaman tercintanya. Turut serta bergabung dengan tokoh-tokoh di Kewadanaan Banjar saat itu dalam aktivitas pemekaran/ pemisahan dari kabupaten induk Kabupaten Ciamis menjadi daerah otonom.
Namanya tercatat sebagai salah satu perintis dan pendiri daerah otonom, Kota Banjar, Jawa Barat, dalam sebuah wadah FPSKB (Forum Peningkatan Status Kotif Banjar menjadi Daerah Otonom).
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Ikut bergabung dalam FPSKB tempat berkumpulnya para tokoh-tokoh Kota Banjar seperti Dr. Herman Sutrisno, Endang Hamara, K.H. Muin Abdurrohiem, H. Nana Rusmana, K.H. Yusuf Sidik, Bahtiar Hamara, K.H. Muhtadin sebagai Presidium. Sekertariat forum ini dimotori oleh, selain dirinya, juga beberapa tokoh muda seperti Ajat Doglo, Yogi Yazid, Asep Barkah, Bonies, Bily, Dadang R, Andi Hermawan dll. Namun dirinya menjadi sosok yang memberikan kontribusi signifikan dalam perjalanan di sekretariat sebagai wakil Sekjen FPSKB (Forum Peningkatan Status Kotif Banjar menjadi Daerah Otonom).
Sulyanati merupakan seorang profesional muda yang berprofesi sebagai Notaris/PPAT di Kabupaten Pangandaran. Ia juga menggeluti beberapa usaha di bidang pariwisata setelah sebelumnya, pernah menjabat komisioner KPUD Kota Banjar selama dua periode dari tahun 2003 hingga 2013.
Untuk karier professional lainnya yang ia geluti saat itu diantaranya menjadi konsultan untuk beberapa pekerjaan di kementrian sebagai Asisten Tenaga Ahli Hukum di Kemendagri dan BPN.
Di Kabupaten Pangandaran, dirinya bersama tokoh-tokoh disana turut serta aktif menggagas berdirinya perguruan tinggi, sebagai Ketua BPH pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Kini, dengan rekam jejak di dunia politik yang selalu berbaur dengan pihak birokrasi, serta kapasitasnya sebagai profesioanl muda dan akademisi, tantangan dan keberlanjutan Kota Banjar kedepan menjadi salah satu agenda tantangan ke depannya untuk semakin berkontribusi terhadap pembangunan kota tercintanya, Kota Banjar.