Sedangkan asal usul istilah kuda hitam berdasarkan salah satu versi mengaitkan dengan kisah seorang Amerika pada abad ke-19 dalam pertandingan pacuan kuda. Orang tersebut dikisahkan berkeliling dengan menunggang kuda berwarna hitam yang tampak biasa-biasa saja, tidak pernah terpikirkan, dan bahkan tidak pernah teramati. Kuda tersebut ternyata bisa berlari lebih cepat dari para pesaingnya bergegas melewati tribun, dan mencapai kemenangan besar. Berkat “kuda hitam” miliknya, orang tersebut berhasil mengumpulkan banyak uang dan hadiah.
Berawal dari kemenangan itu, istilah “kuda hitam” kemudian digunakan untuk menggambarkan orang atau tim yang kemampuannya tidak begitu dikenal (bukan tim favorit) dalam sebuah kompetisi, tetapi bisa meraih kesuksesan.
Dari kedua penjelasan tersebut menunjukkan bahwa istilah kuda putih adalah perantara yang dapat mengantarkan pemenang, dan kuda hitam adalah orang yang bersangkutan sebagai pemenang yang awalnya tidak diunggulkan.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Sejumlah tokoh masyarakat yang berpotensi untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Banjar 2024 sudah mulai bermunculan.
Mereka pun mulai bersolek melalui baliho yang tersebar di pinggir jalan sejumlah titik keramaian untuk merebut simpati rakyat demi ambisi merebut titel orang nomor 1 di Kota Banjar.
Selain Ketua DPD Partai Golkar Kota Banjar, Dadang Ramdhan Kalyubi dan Ketua DPC PDIP Kota Banjar, Nana Suryana yang hingga kini digadang-gadang menjadi kandidat terkuat, nama-nama lain juga diprediksi akan ikut meramaikan kontestasi politik lima tahunan itu.
Mereka adalah Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Banjar, Mujamil; Mantan Kepala BBWS Citanduy, Bambang Hidayah; Seorang Pengusaha Muda Atet Handiyana Sihombing; Anggota DPRD Kota Banjar, Sudarsono.
Kemudian, Ketua Partai Demokrat Kota Banjar, Irma Bastaman; Mantan Ketua KPU Kota Banjar periode 2013-2018 dan 2018-2023; Mantan Wakil Wali Kota Banjar periode 2004-2008 dan 2008-2013, Dimyati.
Di luar nama-nama itu, kini bergema tiga nama baru yang digadang-gadang bakal jadi kuda hitam dan diprediksi memberikan banyak kejutan. Ketiga bakal calon itu adalah Dr. Supriyana, Sulyanati, dan Dani Danial Mukhlis.
Lantas siapa kira-kira yang akan menjadi kuda hitam atau kuda putih dalam perebutan orang nomor satu di Kota Banjar itu?