MILITER Iran menyatakan, pihaknya tak menemukan tanda-tanda helikopter jatuh yang membawa Presiden Ebrahim Raisi mendapat serangan. Diketahui, helikopter buatan AS tersebut jatuh dan terbakar di kawasan pegunungan di daerah perbatasan Iran dan Azerbaijan.
Pakar kedirgantaraan meyakini helikopter Bell, yang berusia tua dan dipakai AS di era Perang Vietnam, jatuh akibat kombinasi ketersediaan suku cadang dan cuaca. Iran terkena sanksi AS, sehingga mereka tak bisa mendapatkan suku cadang untuk perawatan pesawat dan helikopter mereka.
Media pemeritah menyatakan, staf umum angkatan bersenjata Iran yang bertugas menyelidiki kecelakaan itu telah mengeluarkan pernyataannya pada Kamis (23/5/2024) malam.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Pernyataan pertama mengenai kecelakaan itu tidak menyebutkan siapa yang disalahkan, tetapi mengatakan perincian lebih lanjut akan diberikan setelah penyelidikan.
Kecelakaan pada Minggu (19/5/2024) itu menewaskan Raisi beserta menteri luar negeri negara itu dan enam orang lainnya.
Pernyataan staf umum mengatakan komunikasi antara menara kendali dan awak helikopter sebelum kecelakaan tidak ada hal yang mencurigakan.
Dikatakan bahwa komunikasi terakhir helikopter yang jatuh itu terjadi antara helikopter tersebut dan dua helikopter yang menyertainya sekitar 90 detik sebelum kecelakaan.
Tidak ada tanda-tanda adanya tembakan ke arah helikopter tersebut dan jalur penerbangannya tidak berubah.
Helikopter Bell yang sudah berusia tua itu jatuh di wilayah pegunungan terpencil dan berkabut di barat laut Iran pada hari Minggu. Lokasi kecelakaan ditemukan Senin (20/5/2024) pagi dengan delapan penumpang tewas.
Raisi dimakamkan di sebuah makam di Kuil Imam Reza di Masyhad pada hari Kamis kemarin. (*)