DALAM pidato di acara Rakernas V PDI Perjuangan di Jakarta, 25 Mei 2024, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan rasa syukur kepada para pemilih PDI Perjuangan serta menjelaskan alasannya menjadi “provokator” selama dan sesudah Pemilu 2024.
Detail pidato Megawati:
Terima Kasih kepada Pemilih:
Megawati mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas dukungan mereka yang luar biasa. “Ternyata dengan api perjuangan ini kita sebagai partai pelopor selalu bersikap optimistis karena besarnya kekuatan akar rumput yang menopang kita sebagai partai. Karena itulah selaku ketua umum partai dan atas nama PDI Perjuangan kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang dengan penuh semangat dan kecintaannya selalu mendukung PDI Perjuangan hingga tetap berdiri tegak tetap menjadi pemenang pemilu legislatif tiga kali berturut-turut,” kata Megawati sambil menahan haru.
Semangat Perjuangan:
Megawati menekankan pentingnya sikap berani ke para kader dalam menghadapi tantangan. “Gak apa-apa tadi kan ada banteng penuh panah. Ya saya bilang enggak apa-apa kok, kita tahan banting kok. ‘Berani apa tidak?’ ‘takut apa tidak?’ ‘Berani apa tidak?’ ‘Takut apa tidak?’” tanya Megawati yang disambut hadirin dengan kata “Berani!”
Provokator Demi Kebenaran:
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Menanggapi julukan “provokator,” Megawati mengatakan, “Nanti katanya saya Bu Mega provokator. Ya, saya sekarang provokator demi kebenaran dan keadilan. Ngerti kan? Ngerti kan yang dimaksud?” ucap Megawati diikuti dengan tepuk tangan meriah hadirin.
Alasan Suka Mengamuk dan Menjadi Provokator:
“Anak-anak saya sendiri bilang kok Ibu Ketum sekarang berubah ya tukang ngamuk aja. Eh enak aja, kalau enggak diamukin, udah dipanahin melulu badannya bantengnya, apa keok tahu enggak. Makanya kalau Ibu marah tuh malah ibu dicium-cium lah, karena apa pasti menang. Perjuangan ini tidaklah mudah sebab apa yang terjadi benar-benar sebagai badai anomali. Anomali itu tidak bisa diprediksi, bisa terjadi seperti begitu saja meledak begitu. Nah akibat apa? Kecurangan secara struktur, sistematis, dan masif yang disebut TSM.”
Melawan Kecurangan Pemilu:
Megawati mengkritik KPU dan menyebut adanya kecurangan. “Ada apa tidak TSM nih? Ada apa tidak? Ya memang ada, saya tahu kok. Kan semuanya pada mengatakan sepertinya tidak. Oh tidak, seperti KPU-nya bilang, oh itu kan jujur-jurdil, jujur, luber, langsung, umum, bebas, rahasia. Padahal tuh KPU yang ngomong.”