“Mewujudkan ideologi yang visioner meliputi pengejawantahan demokrasi itu sendiri dan adaptasi demokrasi terhadap isu kekinian. akhirnya orisinalitas ideologi Ganjar Pranowo terbentuk dari titik nol dan tidak akan berakhir dalam fase tidak terbatas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, imbuh Heru, Ganjar harus memulai memanifestasikan ideologi terapannya bukan dalam pengertian ideologi sempit namun Ganjar harus sanggup menjadi virus perubahan dan penyesuaian saat ini dan ke depan.
“Skema demokrasi digital, kepemimpinan lintas peradaban, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam batas toleransi yang bisa dicapai. Meliputi trans budaya, ekonomi, sosial dan pertahanan,” ungkapnya.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Heru menekankan bahwa sebab ideologi tersebut adalah hasil penyesuaian maka bukan hasil produk eksklusif yang diturunkan oleh nilai-nilai kekakuan demokrasi, pengkultusan, kekuasaan absolut.
“Ideologi imajiner sebagai teologi baru bagi peradaban baru untuk asupan gizi dan vitamin bagi manusia kekinian, yang diharapkan seperti mas Ganjar. Ideologi kepartaian sudah monoton, kaku dan secara keseluruhan produk hipokrit,” pungkasnya. (*)