Pandemi COVID-19 yang berdampak berbagai aspek kehidupan menimbulkan tantangan-tantangan bagi pemerintah dalam menjalankan strategi untuk memaksimalkan pemanfaatan bonus demografi.
Langkah Nyata yang diperlukan menghadapi Bonus Demografi
Untuk memulihkan ekonomi Indonesia pasca pandemi serta memperkuat roda perekonomian, pemerintah harus menerapkan transformasi ekonomi. Dari transformasi tersebut diharapkan terjadi peningkatan kemakmuran masyarakat lewat iklim ekonomi yang kondusif.
Dengan transformasi ekonomi yang diharpkan adalah dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi, dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi di segala sektor industri.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Nantinya dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan kualitas hidup masyarakat juga ikut meningkat dengan lebih banyak angkatan kerja yang terserap ke industri. Sehingga diperlukan regulasi-regulasi yang bepihak melindungi iklim investasi.
Diperlukan upaya pengoptimalan manfaat yang diperoleh dari pembangunan infrastruktur yang telah dan akan terus secara massif dilakukan pemerintah dalam implementasinya. Hal ini berfungsi agar memperkuat implementasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang diarahkan untuk mengatasi ketimpangan melalui pilar kebijakan ekonomi yang berkeadilan.
Perlu dipertimbangkan efektivitas penggunaan dan keberimbangan APBN antara pembangunan infrastruktur di area pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan pembangunan di Ibukota Negara baru.
Tantangan juga datang untuk pemangku kepentingan yaitu perihal efisiensi pasar tenaga kerja dan peningkatan kualitas SDM atau tenaga kerja. Dalam menciptakan regulasi yang mampu menyiapkan SDM berkualitas, solusinya adalah melalui peningkatan keterampilan yang sifatnya berkelanjutan, sehingga diperlukan pendidikan yang mengacu dengan kebutuhan industri baik dari tingkat sekolah menengah sampai dengan perguruan tinggi dan selain pelatihan-pelatihan atau balai latihan kerja dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, updating sarana prasana dan kurikulum yang ada, sehingga diharapkan akan menekan rasio NEET. (*)
Penulis: Kepala Kampus Politeknik LP3I Kampus Cirebon, Aris Armunanto, SE. Ak, MM