Suharti berharap program KIPK itu dapat didukung agar terus mengalami peningkatan. Yang artinya lebih banyak lagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang bisa dibiayai untuk berkuliah.
“Dari 200 ribu mahasiswa baru, penerima KIPK yang penerima PIP (Program Indonesia Pintar) ketika mereka ada di SMA sederajat baru sekitar 18 persen, jadi memang perlu kita dorong anak-anak yang tidak mampu ketika masih SMA untuk berani mendaftar karena memang tidak semua dari mereka berani mendaftar karena sudah takut untuk pembiayaan. Mudah-mudahan anak-anak dari kelompok miskin ini mendapatkan akses untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,” tutur Suharti.