Sementara itu serangan udara Israel menewaskan setidaknya lima orang di Rafah. Serangan bersamaan Israel ke utara dan selatan Jalur Gaza pada bulan ini memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka, membatasi aliran bantuan dan menimbulkan resiko kelaparan.
Jabalia merupakan kamp pengungsian yang dibangun untuk pengungsi Palestina 75 tahun yang lalu. Warga mengatakan Israel menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko dan properti lainnya dalam operasi yang dimulai hampir dua pekan yang lalu.
Beberapa bulan yang lalu Israel mengklaim sudah membersihkan pejuang Hamas di Jabalia. Tapi mereka kembali ke kamp pengungsian dengan alasan untuk mencegah Hamas yang menguasai Gaza membangun pasukannya lagi.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Dalam ringkasan aktivitasnya dalam beberapa terakhir, militer Israel mengatakan mereka menghancurkan “70 target teror” di seluruh Jalur Gaza. Termasuk komplek militer, gudang senjata, peluncur rudal dan pos-pos observasi.
Petugas medis Palestina mengatakan, rudal Israel menghantam departemen unit gawat darurat Rumah Sakit Kamal Adwan di Jabalia. Serangan ini menimbulkan kepanikan di antara staf yang berusaha mengeluarkan pasien yang masih berbaring di ranjang dan membawa mereka dengan tandu ke jalanan yang penuh puing-puing.
“Saat rudal pertama menghantam, rudal itu menghantam pintu departemen gawat darurat, kami mencoba masuk, dan kemudian rudal kedua menghantam dan ketiga menghantam bangunan terdekat,” kata kepala rumah sakit Hussam Abu Safia, Selasa (21/5/2024).
“Kami tidak dapat masuk kembali ke dalam, departemen unit gawat darurat memberikan pelayanan pada anak-anak, orang lanjut usia dan orang-orang di dalam departemen rumah sakit,” tambahnya. (*)