Sementara itu di media sosial ramai tagar Mossad atau badan intelijen Israel. Tagar Mossad diposting hingga 117 ribu dan masuk dalam popular dunia. Otoritas Zionis seperti diketahui merupakan musuh berat Iran. Beberapa kali mereka terlibat perseteruan.
Apalagi beberapa waktu lalu, Teheran yang digawangi oleh Raisi dan Khamenei sempat meluncurkan rudal ke arah Israel sebagai balasan terhadap serangan kedubes Iran.
Salah satu desas-desus yang beredar di jaring media sosial adalah pilot yang membawa helikopter Presiden Iran adalah agen Mossad bernama Eli Koptar. Tentu laporan ini belum dapat terkonfirmasi, dan justru menjadi bahan ejekan.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Sejumlah pejabat Israel secara tidak resmi membantah negaranya terlibat dalam insiden kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.
“Sumber tidak resmi telah mengklarifikasi bahwa Israel tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam kecelakaan helikopter yang dilaporkan terjadi karena kondisi cuaca buruk,’’ sebut laporan media Israel ynetnews.com.
Para pejabat senior Israel mengatakan bahwa kematian Raisi dan Amir-Abdollahian diperkirakan tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Republik Islam. Satu-satunya konsekuensi potensial bergantung pada siapa yang akan menggantikan ibrahim Raisi.
Seorang netizen lain mengatakan, orang-orang terlalu banyak memberikan ‘kredit’ ke Mossad pada kejadian ini. Penghargaaan yang dengan senang hati mereka terima.
Padahal jika mau lihat lebih jauh, helikopter Raisi terbang di tengah pegunungan dalam kabut yang sangat tebal. Kondisi itu ditambah dengan sanksi komponen pesawat yang sudah dijatuhkan selama 45 tahun. Jadi ini kesalahan mekanis atau pilot.
Dikutip dari CNN, pengamat militer Cedric Leighton mengatakan Bell 212 merupakan helikopter yang mulai beroperasi pada tahun 1960-an. Menurutnya sulitnya mendapatkan suku cadang turut menjadi penyebab kecelakaan.
Leighton yang merupakan pensiunan kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengatakan Bell 212 awalnya diproduksi di AS kemudian diproduksi di Kanada.
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
“Helikopter itu pertama kali diperkenal di akhir masa kekuasaan Shah pada tahun 1976 dalam bentuk komersial dan sudah beroperasi sebelum beroperasi di militer AS,” kata Leighton, Senin (20/5/2024).