ISRAEL terus memantau laporan tentang kecelakaan helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian. Diduga Raisi dan Menlu Amir bersama tujuh penumpang lain tewas dalam kecelakaan di dekat Jolfa, sebuah kota dekat perbatasan Azerbaijan atau sekitar 600 kilometer (375 mil) barat laut ibu kota Iran.
Pejabat Israel menahan diri untuk mengomentari insiden tersebut. Namun, sumber tidak resmi telah mengklarifikasi bahwa negara tersebut tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam kecelakaan helikopter tersebut.
Para pejabat Israel dikabarkan mengantisipasi bakal adanya tuduhan beberapa pihak di Iran yang mencoba menyebarkan teori konspirasi tentang keterlibatan Israel dalam kecelakaan itu.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Cyber ​​​​Army of the Revolutionary Guards, sebuah situs web yang berafiliasi dengan cabang angkatan bersenjata Iran sudah melontarkan dugaan tersebut.
“Jatuhnya helikopter yang membawa pejabat pemerintah membuat kemungkinan pembunuhan dan sabotase menjadi kuat. Ada pertemuan dengan rezim Zionis Azerbaijan sebelum kejadian, Anda adalah harapan kami,” tulis Cyber ​​​​Army of the Revolutionary Guards.
Para pejabat senior Israel mengatakan bahwa kematian Raisi dan Amir Abdollahian diperkirakan tidak akan berdampak pada Israel atau kebijakannya terhadap Republik Islam. Pasalnya kebijakan soal Israel dibuat oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Dialah yang mengambil keputusan penting mengenai program nuklir dan kampanye teror melawan Israel.
Salah satu perhatian Israel adalah siapa pengganti Raisi sebagai presiden nantinya. Salah satu kemungkinan yang disebutkan adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden keenam Iran dari 2005 hingga 2013 dan dianggap sebagai musuh bebuyutan Israel. (*)