Ibunya, Mary Jane Heaster sudah ikhlas akan kepergian anaknya meski hatinya masih teriris-iris jika teringat wajah anak perempuannya.
Suatu hari, sesosok perempuan yang menyerupai Zona Heaster Shue datang menghampiri ibunya. Ia bertanya, “Apa kabar ibu?”
Selama empat hari berturut-turut, hantu Zona selalu menemui ibunya dan menjelaskan kematiannya bukan karena kecelakaan. Hantu itu mengatakan, pelaku pembunuhan tersebut adalah ayahnya sendiri yang bernama Edward Stribbling Trout Shue.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Mengetahui petunjuk tersebut, tim dokter melakukan otopsi ulang dan melihat ada bekas luka di bagian leher. Ternyata Zona tewas dengan kondisi patah leher. Akhirnya, Edward dinyatakan bersalah atas pembunuhan Zona dan dihukum seumur hidup. Namun, baru tiga tahun menjalani hukuman, Edward meninggal karena penyakit yang ia derita.
Teresita Basa
Pada tanggal 21 Februari 1977, Departemen Pemadam Kebakaran Chicago berhasil memadamkan si jago merah yang mengamuk di sebuah apartemen.
Saat menyusuri bagian apartemen, pihaknya menemukan jasad perempuan berusia 47 tahun dalam kondisi hangus terbakar.
Setelah diidentifikasi jasad tersebut bernama Teresita Basa. Hal yang membuat kaget adalah penemuan sebilah pisau yang masih tertancap di bagian dada Teresita.
Karena keterbatasan barang bukti, polisi sulit mengungkap kasus pembunuhan ini. Sementara itu, hantu Teresita Basa menampakkan diri ke hadapan sahabatnya bernama Dr Jose Chua dan Istrinya Remy.
Ketika menampakkan diri, hantu tersebut mengatakan jika ia dibunuh oleh seorang pria bernama Allan Showery. Pria itu pun dikatakan telah mencuri beberapa perhiasan miliknya.
Saat diselidiki, polisi benar-benar menemukan perhiasan curian tersebut di kediaman Allan.
Maria Marten
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Pada tahun 1828, William Corder mengira jika ia telah melakukan pembunuhan sang kekasih, Maria Marten dengan sempurna tanpa meninggalkan jejak.
Untuk menutupi pembunuhan itu, Corder pun menulis surat kepada keluarga Maria tentang kondisinya yang sudah menikah dengan seorang pria.
Awalnya pihak keluarga tak curiga dengan kondisi ini. Kemudian ibu tirinya, Ann mengalami mimpi buruk. Ia merasa seperti diberi petunjuk. Setelah bersikeras membujuk sang suami, akhirnya Ann langsung pergi ke sebuah gudang merah sesuai dengan mimpi yang ia alami.