Kakak dari Ace (sapaan Akseyna) mengungkapkan, polisi sudah tidak pernah mengabari hasil temuan terbaru dari penyelidikan mereka ke keluarga selama beberapa tahun terakhir.
“Enggak pernah ada obrolan ke kami tentang polisi lagi kesulitan soal sesuatu, atau tentang alat bukti yang masih dalam pencarian mereka,” ungkap Arfilla
Hingga detik ini, kabar terbaru akan disampaikan dan dijelaskan jika keluarga sudah mengirimkan surat formal.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
“Terakhir, polisi iya kasih update, SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan) juga diberikan, tapi itu karena kami bertanya dan kirim surat duluan,” ujar Arfilla.
Hal ini justru menjadi pertanyaan Arfilla, karena polisi lebih memilih menjelaskan apa yang terjadi saat penyelidikan itu ke pihak luar duluan. Salah satu contohnya mengenai pernyataan polisi yang membutuhkan satu barang bukti lagi untuk menentukan nama tersangka.
“Soal polisi bilang kurang satu alat bukti lagi, itu kami tahunya dari berita. Jadi kami enggak tahu secara spesifik alat apa yang dibutuhkan, atau kurangnya apa, dicarinya apa,” jelas Arfilla.
Di samping itu, Arfilla menuturkan, komunikasi terakhir dengan polisi adalah tahun 2022, saat ayahnya bernama Mardoto menghadiri forum bersama polisi dan Kompolnas.
“Di sana, polisi membagikan apa saja hasil temuan dan penyelidikannya. Tapi gini-gini saja, sama kayak tahun sebelumnya,” tambah Arfilla.
Andriana Yubelia Noven Cahya
Kasus pembunuhan siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya (18), di gang di Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, pada 7 Januari 2019 masih menjadi misteri. Kini, ada secercah harapan karena Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso mulai mengusut lagi kasus ini.
Sebagaimana diketahui, Andriana Yubelia Noven ditemukan tewas dengan kondisi bersimbah darah di sebuah gang sepi di kawasan Baranangsiang, Kota Bogor. Tampak sebilah pisau menancap di dada Noven, sapaan akrab korban.
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Noven dibunuh oleh seorang pria. Kasus pembunuhan itu terekam CCTV di sekitar lokasi kejadian. Tepatnya pada 7 Januari 2019. Tapi sosok pelaku masih menjadi misteri.
Tusukan Sedalam 22 Cm
Hasil pemeriksaan kepolisian saat itu menyebut bahwa Noven mengalami luka tusuk sedalam 22 cm. “Korban alami luka tusuk di dada sedalam 22 sentimeter, lebar 3 sentimeter,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Agah Sonjaya, Selasa, 8 Januari 2019.