Ia menegaskan, ayah tersangka berusia 62 tahun diketahui merupakan anggota JI.
Razarudin menambahkan bahwa dua orang yang membuat laporan polisi pada saat itu juga telah ditangkap. Sebab, ia mengatakan bahwa “tidak logis” bagi mereka untuk melaporkan kejadian yang diduga terjadi dua tahun lalu, yang menyiratkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan itu sebagai gangguan bagi polisi.
Razarudin menambahkan bahwa keamanan telah ditingkatkan di kantor polisi, istana negara serta kediaman resmi menteri utama Johor.
Jenazah kedua petugas polisi dan tersangka telah dibawa ke RS Sultan Ismail untuk dilakukan autopsi dan pemeriksaan lebih lanjut. Petugas yang terluka juga telah dibawa ke rumah sakit yang sama untuk mendapatkan perawatan, lapor Bernama.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Jemaah Islamiyah terkait dengan Al Qaeda, kelompok teror yang melancarkan serangan 9/11 di AS pada 2001. JI bertanggung jawab atas beberapa serangan teror paling mematikan di Indonesia, termasuk bom Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Pemimpin spiritual JI Abu Bakar Baasyir mendirikan sekolah agama atau madrasah di Ulu Tiram yang disebut Luqmanul Hakiem pada awal 1990an, menurut berbagai laporan.
Sekolah tersebut dihadiri oleh Noordin Muhammad Top, tersangka dalang pengeboman hotel di Jakarta pada 2009, serta Mukhlas, militan JI lainnya yang merupakan bagian dari pengeboman Bali pada 2002. (*)