PIHAK Gedung Putih pada Senin (13/5/2024) waktu AS membantah laporan dua media, Times of Israel dan Washington Post bahwa mereka memiliki informasi sensitif mengenai Hamas, tetapi disembunyikan dari Israel.
Dikatakan, informasi dari intelijen AS itu mengenai keberadaan para pemimpin milisi Hamas. Namun Washington dilaporkan dua media itu menjadikan informasi ini sebagai alat tawar ke Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Gedung Putih siap memberikan informasi tersebut jika Netanyahu memutuskan tidak menyerang Kota Rafah di Gaza selatan.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Diketahui, Presiden AS Joe Biden dalam beberapa hari terakhi telah memperingatkan Israel agar tidak memasuki wilayah kota Gaza selatan tersebut. Ia bahkan mengancam akan menghentikan pengiriman amunisi ke Israel jika invasi ke Rafah dimulai.
Empat orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Washington Post bahwa Pemerintah AS telah menawarkan informasi mengenai terowongan Hamas dan tempat persembunyian para pemimpinnya jika Israel mau menarik diri.
Dalam pernyataannya kepada Fox News Digital, juru bicara Dewan Keamanan Nasional mengatakan AS terus membantu IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menargetkan pimpinan Hamas.“Pekerjaan ini berlanjut secara berkelanjutan. Kami tidak menahan apa pun,” kata pejabat itu.
“Kami yakin Ketua Hamas Yahya Sinwar harus bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober itu,” ujarnya.
Mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, Victoria Coates, mengatakan kepada Fox News Digital pada Senin malam bahwa pembagian informasi intelijen adalah fondasi kemitraan keamanan AS dengan Israel.
“Ini unik, jika salah satu mitra tidak memenuhi kewajibannya, maka semuanya akan dipertanyakan,” kata Coates.
“Jadi, jika pemerintah mempunyai informasi mengenai pemimpin Hamas, yang masih menahan delapan warga Amerika, lima masih hidup dan tiga tewas di Gaza, dan tidak membagikan informasi tersebut kepada Israel dan belum membagikannya kepada Israel, maka hal ini sangat meresahkan,” ujarnya.
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Coates, yang kini menjabat wakil presiden lembaga keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Heritage Foundation mengatakan bahwa, jika benar, laporan tersebut menggambarkan pemerintahan Biden sedang memainkan permainan politik untuk kelangsungan hidup negara Yahudi.