MASIH ingatkah ketika Presiden Joko Widodo memberikan gelar Jenderal Kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto?
Pemberian kenaikan pangkat militer kehormatan itu dilakukan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/02) pagi. Pemberian anugerah tersebut telah melalui verifikasi Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Dan, indikasi dari penerimaan anugerah bintang tersebut sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2009,” kata Jokowi.
Apa yang terpercik dan terpatri dalam pikiran dan bayangan Anda tentang keberlangsungan demokrasi di Indonesia?
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Banyak pihak mempertanyakan keputusan ini, sementara keluarga korban pelanggaran HAM berat dan aktivis dengan tegas menolaknya. Tentunya pada saat ini posisi Prabowo Subianto semakin mapan dan tenar pasca keputusan Mahkamah Konstitusi ( MK) memenangkan Pilpres 2024. Pihak lain menganggap jika akan terjadi perubahan besar dalam peta politik nasional.
Prabowo Subianto sebagai memulai sebuah ajaran lama namun kembali akan mewarnai dalam perpolitikan Indonesia. Peraih Jendral bintang 4 ini memulai menebar percikan api diktatorisme sedang terjadi.
Di lain sisi mungkin Prabowo Subianto berniat baik untuk membuat situasi politik nasional kondusif dan ramah untuk investasi. Presiden pemenang Pilpres 2024 berupaya menyakinkan bagi ke entitas politik jika persatuan dan kesatuan segenap anak bangsa jauh lebih penting dari pertikaian dan pertengkaran. Indonesia mungkin menurutnya harus sadar diri untuk mengejar berbagai ketinggalan kemajuan dari berbagai sektor dengan negara lain.
Berlatar belakang militer, cara pandang berfikir Prabowo Subianto akan lebih banyak dipengaruhi oleh doktrin militer. Hal yang sangat menonjol cal kepemimpinan militer adalah hirarkis dibarengi oleh indoktrinasi yang sangat kental.
Meniadakan kompromi dengan acuan apa yang sudah menjadi aturan mestinya sudah teratur dan terjaga. Gugus tugas mereka sangat teratur, satu komando serta semua pihak harus menaati dan menyetujuinya.
Karenanya, model kepemimpinan militer bisa dikatakan tidak mengenal kesepakatan atau kompromi. Yang tersedia adalah kelembagaan yang otoriter. Dengan demikian sosok Kepemimpinan Indonesia ke depan dimana Paslon 02 (Prabowo-Gibran) akan banyak mempertimbangkan dan dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan militer. Prabowo Subianto adalah turunan dari trah militer dan dipastikan indoktrinasi kemiliteran akan banyak mewarnai tindakan dan keputusan kebijakkan politik.