Tudingan bahwa Israel tak sekadar memburu dan menghancurkan Hamas pun semakin kencang terdengar, karena sebenarnya mereka sedang membinasakan bangsa Palestina secara keseluruhan.
Setelah tujuh pekerja bantuan kemanusiaan World Central Kitchen yang kebanyakan warga asing, tewas pada 1 April, kata “genosida” pun semakin luas ditudingkan kepada Israel yang berdalih bahwa perangnya di Gaza semata tindakan bela diri.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyimpulkan tindakan Israel dalam membombardir Gaza sebagai vonis hukuman mati kepada rakyat Palestina yang sudah lama begitu menderita karena diskriminasi Israel.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Bahkan sejumlah kalangan di Israel mengamini pandangan Erdogan itu. Mereka beranggapan pemerintah Israel telah mengabaikan pertimbangan moral dan politik ketika terus menghambat masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan terus memajukan rencana perang tanpa ada skenario perdamaian.
Pemerintah Israel, gagal membuktikan dalihnya sendiri bahwa perang di Jalur Gaza adalah perang melawan Hamas, bukan perang melawan rakyat Palestina, kata Nimrod Novik, mantan penasihat pemerintah Israel era Shimon Peres, seperti dikutip New York Times akhir pekan ini.
Tekanan dunia terhadap Israel ini mendorong pemerintah Amerika Serikat tak lagi terus bersisian dengan Israel. Terakhir, Presiden Joe Biden mengancam akan menangguhkan pengiriman senjata canggih ke Israel jika negara ini ngotot menggempur Rafah.
Padahal, Israel tahu pasti, akan sangat membahayakan diri mereka jika Amerika Serikat ikut-ikutan menjauhi Israel.
Mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pernah menyatakan aset strategis nomor satu negaranya adalah Amerika Serikat, yang selain menjadi pemasok utama senjata Israel, tapi juga pelindung politik Israel yang paling setia, termasuk di PBB.
Tapi kini, akibat sikap keras kepala Netanyahu yang lebih menuruti kelompok kanan ekstrem dalam koalisi pemerintahannya ketimbang seruan sekutu-sekutunya, negara itu dijauhi dunia, tak terkecuali sekutu-sekutunya di Barat.
Israel pun, seperti disebut Haaretz yang merupakan salah satu media terkemuka di negara Yahudi itu, menjadi negara paria, yang tersingkir dari komunitas internasional. (*)