Joe Biden Tidak Kirim Senjata ke Israel untuk Serang Rafah, Benyamin Netanyahu Ngotot ‘Berjuang Sendiri’

PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu
0 Komentar

Penangguhan itu mencakup 1.800 bom, masing-masing seberat 2.000 pound (sekitar 1 ton), dan 1.700 bom seberat 500 pound (sekitar 0,25 ton).

Pengiriman lain yang tengah ditinjau adalah seperangkat Munisi Serangan Langsung Gabungan (Joint Direct Attack Munition), yang mengubah bom biasa menjadi amunisi berpandu presisi.

 

Sehari sebelumnya, Biden menegaskan dukungannya terhadap Israel. “Komitmen saya sangat tinggi terhadap keselamatan masyarakat Yahudi, keamanan Israel, dan hak mereka untuk ada sebagai bangsa Yahudi yang merdeka, bahkan saat kami tidak sependapat,” ujar Biden.

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Pemerintahan Biden baru-baru ini menyetujui penjualan senjata senilai $827 juta (setara Rp827 juta) kepada Israel. Pada saat yang bersamaan, mereka juga melewatkan tenggat waktu untuk menyerahkan laporan kepada Kongres AS, Rabu (8/5) mengenai apakah Israel melanggar hukum humaniter saat menggunakan senjata AS.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyampaikan,“Kami terus berupaya menyelesaikan laporan ini. Kami berencana menyerahkannya dalam waktu dekat.”

Bahkan ketika Israel bergerak menuju Rafah, proses negosiasi tetap berlanjut demi mengakhiri pertikaian dan membebaskan sandera yang ditahan Hamas, dengan imbalan berupa pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. (*)

0 Komentar