DUBES Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun angkat bicara terkait penutupan dan penggerebekan terhadap kantor media Al-Jazeera yang berlokasi di Israel.
Ia mengatakan alasan dibalik penutupan media tersebut karena Israel tidak ingin kejahatan yang mereka lakukan terhadap Palestina tersebar luas.
“Media harus bebas untuk memberikan suara dan fakta, tetapi seperti yang anda tahu, karena aktivitas mereka (Israel) yang buruk, mereka tidak ingin kenyataan itu tersebar di mana-mana,” ucap Zuhair kepada awak media di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta Pusat, Jumat, 10/5/2024.
Baca Juga:Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur HukumBenda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?
Menurutnya, Israel tidak membutuhkan media yang membuat berita yang bertentangan dengan tindakan mereka terhadap Palestina.
Selain itu, kata dia, jika para jurnalis bekerja di Israel dan memberitakan tentang realitas yang terjadi, maka Pemerintah Israel akan mengganggu kegiatan para jurnalis.
“Mereka akan mengganggu Anda dan mungkin mereka akan menangkap atau menghancurkan kamera Anda,” tuturnya.
Zuhair mengambil contoh koresponden Palestina, Shireen Abu Akleh yang mengalami beberapa serangan terhadapnya saat meliput di Israel.
“Semua orang tahu namanya ketika dia ditembak mati. Dia adalah koresponden terkenal dari Al Jazeera dan dia berkewarganegaraan Amerika,” imbuh Zuhair.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengumumkan bahwa dia memerintahkan penggerebekan di kantor saluran televisi Qatar, Al Jazeera di kota Nazareth, Israel utara, Kamis, 9/5.
Bulan sebelumnya juga, Parlemen Israel (Kneeset) mengesahkan undang-undang yang mengizinkan untuk penutupan media Al-Jazeera di Israel. (*)