Sebagai bukti perannya dalam penculikan Orlandi, Accetti memberikan seruling, mengklaim bahwa itu adalah seruling yang dia miliki saat dia menghilang. Meskipun keluarga Orlandi percaya bahwa seruling itu mungkin milik Emanuela, tidak ada DNA yang ditemukan pada instrumen tersebut, dan salah satu guru musik gadis tersebut menyatakan bahwa seruling Orlandi memiliki merek yang berbeda. Kurangnya bukti membuat para penyelidik menyimpulkan bahwa Accetti adalah seorang narsisis dan pembohong patologis.
Meskipun kredibilitas Accetti dalam kasus Orlandi dipertanyakan, ia mampu memberikan rincian yang tepat tentang kasus-kasus anak perempuan yang hilang lainnya. Analisis telepon memastikan bahwa “orang Amerika” yang pernah menelepon keluarga Gregori adalah suara Accetti. Dalam panggilan telepon itu, “orang Amerika” itu menyebutkan gaun persis yang dikenakan Mirella Gregori pada saat dia menghilang.
Pada tahun 2016, Accetti menyatakan makam Katy Skerl yang dibunuh pada tahun 1984 dalam keadaan kosong. Pada tahun 2022, peti mati Skerl terlihat telah dicuri. Accetti sebelumnya sempat menyatakan kematian Skerl ada kaitannya dengan kasus Orlandi-Gregori.
Baca Juga:Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur HukumBenda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?
Menurut Accetti, Skerl dibunuh oleh faksi lawan sebagai balas dendam atas penculikan Orlandi dan Gregori. Semua elemen ini, selain peran aneh Accetti dalam kematian Garramon, membuat beberapa pengamat menganggap bahwa Accetti bisa jadi adalah pembunuh berantai yang disarankan oleh Lupacchini dan Parisi.
Peran Vatikan
Selama bertahun-tahun, muncul pertanyaan mengapa Vatikan tidak pernah membuka penyelidikan resmi atas hilangnya Orlandi, meskipun dia adalah warga negara Vatikan. Jawaban tidak resmi dari Vatikan adalah karena dia menghilang di wilayah Italia, maka wilayah tersebut berada di bawah yurisdiksi Italia.
Namun, pada 12 Oktober 1993, pihak berwenang Italia merekam percakapan telepon antara Raoul Bonarelli, yang saat itu menjabat sebagai wakil kepala Gendarmerie Kota Vatikan dan Monsinyur Bertani, yang saat itu menjabat sebagai Pendeta Yang Mulia Paus Yohanes Paulus II. Panggilan telepon tersebut terjadi sehari sebelum interogasi Bonarelli oleh Hakim Adele Rando sehubungan dengan kasus Gregori; Ibu Gregori mengaku telah mengenali Bonarelli sebagai pria yang dilihatnya bersama putrinya sesaat sebelum dia menghilang.