Lebih Lanjut Sri Mulyani menjelaskan dari sisi produksi, sektor-sektor unggulan tetap tumbuh positif. Sektor manufaktur pada Q1 2024 tumbuh sebesar 4,1% (yoy), didorong kuatnya permintaan domestik dan kebijakan hilirisasi.
Kuatnya permintaan domestik terutama ditopang oleh peningkatan industri pengolahan makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 5,9% (yoy). Sektor perdagangan juga tumbuh sebesar 4,6% (yoy), terutama didorong oleh meningkatnya permintaan selama Ramadan.
“Tren pertumbuhan positif juga terjadi di semua wilayah. Pulau Jawa sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat di level 4,84% (yoy). Wilayah lain seperti Sumatera tumbuh 4,24% yoy; Bali dan Nusa Tenggara 5,07% yoy; Sulawesi 6,35% yoy; Kalimantan 6,17% yoy; Maluku danPapua tumbuh 12,1% yoy,” jelasnya.
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Kemudian Sri Mulyani juga menyebut pertumbuhan ekonomi yang solid ini mampu mendorong penciptaan lapangan kerja nasional. Sebab per Februari 2024 ini, jumlah pekerja secara nasional tercatat meningkat sebanyak 3,55 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tingkat Pengangguran Terbuka turun signifikan menjadi 4,82%, dari sebelumnya 5,32% pada Februari 2023.
“Kita masih akan terus mewaspadai dan merespons berbagai risiko global ke depan. APBN akan terus bekerja optimal melindungi masyarakat dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” pungkas Sri Mulyani. (*)