HARAPAN membuncah bagi warga Gaza selepas kelompok perlawanan Hamas menyatakan menerima tawaran gencatan senjata yang dimediasi Mesir dan Qatar. Sementara Israel masih terus melanjutkan serangan mematikan mereka di timur Rafah, kota yang kini dipenuhi pengungsi di Gaza.
“Saudara mujahid kami Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Hamas, melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, dan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan memberitahu mereka tentang hal tersebut. persetujuan gerakan Hamas atas proposal mereka mengenai perjanjian gencatan senjata,” demikian pernyataan yang dilansir Hamas, semalam.
Sumber mengatakan kepada Aljazirah bahwa proposal Mesir-Qatar yang disetujui Hamas akan mencakup tiga fase, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari. Gencatan senjata akan dimulai pada tahap pertama, bersamaan dengan penarikan Israel dari koridor Netzarim yang digunakan Israel untuk membagi Gaza utara dan selatan.
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Fase kedua akan mencakup persetujuan penghentian permanen operasi militer pertempuran, dan penarikan total pasukan Israel dari Gaza. Proposal tersebut juga mencakup ketentuan yang menyetujui diakhirinya blokade Gaza pada tahap ketiga.
Negosiator Hamas, Khalil al-Hayya mengkonfirmasi bahwa ada tiga fase dalam perjanjian gencatan senjata, namun menambahkan bahwa mediator telah mengatakan kepada Hamas bahwa presiden Amerika Serikat Joe Biden berkomitmen untuk memastikan implementasi perjanjian tersebut.
Belum ada konfirmasi mengenai hal ini dari pihak Amerika. Al-Hayya menambahkan bahwa tahap pertama adalah kembalinya warga Palestina yang terlantar di Gaza ke rumah mereka, dan aliran bantuan, bahan bakar, dan bahan bantuan ke Gaza. Dia menambahkan bahwa 50 tahanan Palestina akan dibebaskan untuk setiap tawanan perempuan yang ditahan oleh Hamas pada tahap pertama tersebut.
Pada tahap kedua, Hamas akan melepaskan tawanan laki-laki untuk tahanan Palestina yang jumlahnya belum ditentukan. Tahap ketiga dari perjanjian ini akan mencakup dimulainya pelaksanaan rencana rekonstruksi untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun.
Warga Palestina yang mengungsi menyambut sikap Hamas tersebut. “Kami berharap Allah melancarkan hal ini dan kami dapat kembali ke rumah kami,” seorang pria dari Kota Gaza di bagian utara daerah kantong tersebut mengatakan kepada Aljazirah di Rafah. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kami dan mendukung Gaza.” “Kami menginginkan solusi politik, bukan hanya solusi militer,” kata warga Palestina lainnya.