RUSIA harus meningkatkan seluruh persenjataan rudalnya untuk menghalangi Barat, karena Moskow kini berada dalam konfrontasi terbuka dengan Amerika Serikat dan sekutunya, kata seorang diplomat Rusia Hari Senin.
Invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada tahun 2022 memicu kerusakan terburuk dalam hubungan antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962, menurut diplomat Rusia dan AS.
“Kami sekarang berada pada tahap konfrontasi terbuka, yang saya harap tidak akan mengakibatkan konflik bersenjata langsung,” kata Duta Besar Rusia Grigory Mashkov kepada kantor berita negara RIA, dilansir dari Reuters 7 Mei
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Oleh karena itu, lanjut Duta Besar Mashkov, perlu dilakukan “langkah-langkah lebih lanjut untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara, termasuk membangun persenjataan rudal, untuk mencegah musuh potensial menguji kekuatan Rusia.”
Dubes Mashkov mengatakan Rusia telah melakukan banyak hal di bidang ini, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut mengingat apa yang dikatakannya adalah meningkatnya ancaman dari Barat dan kemajuan teknologi di sebagian besar jenis rudal, mulai dari rudal taktis hingga rudal antarbenua.
Rusia telah meningkatkan produksi senjata dan kini diperkirakan oleh Amerika Serikat akan memproduksi lebih banyak artileri tahun ini dibandingkan gabungan seluruh 32 anggota NATO.
Sementara menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Rusia akan menghabiskan 7,1 persen produk domestik bruto (PDB) untuk militer, atau lebih dari sepertiga total belanja pemerintah, pada tahun 2024. (*)