Para ahli tersebut mengenang penyelamatan seorang bayi prematur, yang diselamatkan dari rahim ibunya yang telah meninggal setelah ia terbunuh oleh serangan Israel dan kemudian meninggal di dalam inkubator.
Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Mereka menyatakan terkejut dengan laporan-laporan yang terus berlanjut tentang kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan, terutama mereka yang dipenjara oleh militer Israel, dan menambahkan bahwa pendudukan Israel secara konsisten gagal melakukan penyelidikan yang independen, tidak memihak, dan efektif terhadap kejahatan yang terdokumentasi.
“Kami sangat terkejut bahwa perempuan menjadi sasaran Israel dengan serangan yang kejam, tidak pandang bulu dan tidak proporsional, yang tampaknya tidak segan-segan untuk menghancurkan kehidupan mereka dan menyangkal hak-hak asasi mereka yang mendasar.”
Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT
Para ahli PBB mendesak penjajah itu untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza dan menuntut negara-negara yang mempersenjatainya untuk menghentikan ekspor senjata “segera” karena senjata-senjata itu digunakan untuk “membunuh dan melukai perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah.”
“Tidak ada lagi alasan,” tegas mereka.
Kemarahan Pejabat AS
Pada Maret, The Jerusalem Post melaporkan bahwa dalam sebuah wawancara dengan 103FM, jenderal Israel Amir Avivi menceritakan bagaimana dalam sebuah pertemuan dengan pejabat Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas portofolio Israel-Palestina, pejabat Amerika Serikat itu menuduh militer Israel melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan Palestina secara “sistematis”.
Avivi menjelaskan bahwa ia “terguncang” selama pertemuan tersebut, dengan menyebutkan bahwa selama diskusi santai tentang situasi tersebut, pejabat itu “tiba-tiba” menuduh tentara Israel “secara sistematis melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan Palestina.”
Sang jenderal menjelaskan bahwa ia percaya tuduhan tersebut “tidak sesuai dengan kenyataan,” meskipun pejabat AS tersebut mengutip bukti dari PBB yang disampaikan kepada pemerintah Israel.
Pada Februari, para ahli PBB menyuarakan keprihatinan mereka atas “tuduhan yang dapat dipercaya” mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Menurut informasi, perempuan dan anak perempuan Palestina dieksekusi secara sewenang-wenang di Gaza bersama dengan anggota keluarga mereka, bahkan ketika mereka sedang melarikan diri, dan, setidaknya dalam satu kesempatan, perempuan yang ditahan diduga dikurung di dalam sangkar di tengah hujan dan cuaca yang dingin, tanpa makanan.