BELUM resmi dilantik menjadi presiden saja , Prabowo sudah berani bagi-bagi kavling kekuasaan. Banyak bermimpi untuk membangun negeri, katanya. Namun demikian justru publik membaca lain, Prabowo Subianto tidak PD atas kemenangan dalam Pilpres 2024, masih banyak kekuatiran atau kepanikan dalam pikirannya dan pada akhirnya mengakomodasi semua kepentingan politik mitranya dan bahkan membuka tangan untuk pihak yang jelas menjadi lawan politiknya.
Disisi lain, cara Prabowo membangun komunikasi politik hanya terfokus pada tataran elite alias eksklusif. Hal tersebut tentunya sangat menyakiti para pemilihnya dan juga masyarakat umum. Pranowo justru asik dan terlena menyala elite politik baik mantan ataupun yang masih aktif berkecimpung.
Rakyat harusnya membutuhkan komunikasi dan tindakan politik yang atraktif, menyodorkan berbagai atraksi politik yang humanis , solutif dan visioner. Bukan berbahasa yang ditujukan untuk golongan tertentu dan terlalu eksklusif pula.
Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi
Namun demikian , beginilah citra rasa politik kita . Politik yang pada akhirnya mengubur hidup-hidup demokrasi dan juga kepentingan massa. Jadi biasa jika rakyat menjadi tumbal dan elite politik menjadi raja atau Tuan.
Mari kita deskripsikan bagaiman wajah baru dari Palson 02 ( Prabowo -Gibran) dalam memulai debut politik di tanah air. Tidak puas bagi -bagi penawaran ke elite partai politik veteran yang kalah dalam Pilpres 2024 untuk bergabung dengan pemerintah barunya, Prabowo Subianto kali ini berinisiatif membentuk wadah baru untuk para mantan presiden. Dalam kerennya disebutkan “Presidential Clubs “
Dua skenario kebijakan politik politik Prabowo Subianto tersebut dinilai sebagai bagian strategi preventif dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah Prabowo -Gibran.
Dalam bahasan analisa peta kekuatan politik, sebenarnya terlihat jika posisi tawar kemenangan Paslon 02 justru diobral. Tidak menunjukan kedaulatan penuh untuk dirawat dan dijaga agar menjadi bagian nilai tawar dan juga pegangan kendali atas keputusan mandat rakyat memenangkan Paslon 02.
Prabowo Subianto lupa jika Palson 02 menang telak satu putaran dengan akumulasi syara hingga 58 persen. Jika Prabowo menyadarinya bahwa rakyat sepenuhnya menyerahkan mandat ke dirinya dan mandat tersebut legal untuk diemban dan juga dipertahankan.