Oh Gyeong-seob, Direktur Divisi Perencanaan dan Koordinasi di KINU, mengatakan Biro Umum Pengintaian, agen mata-mata Korea Utara, diperkirakan akan mengintensifkan operasi spionase terhadap Korea Selatan dan meningkatkan serangan dunia maya.
Sedangkan Chung Sung-yoon, peneliti senior di lembaga think tank tersebut, mengatakan dia tidak bisa sepenuhnya mengecualikan kemungkinan bahwa Korea Utara dapat menggunakan senjata nuklir taktis terhadap Korea Selatan sebagai tindakan pencegahan, seperti potensi serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara telah berulang kali menegaskan kembali pendiriannya terhadap segala bentuk terorisme. Korea Utara memiliki rekam jejak melancarkan serangan teror terhadap Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir, termasuk pemboman udara tahun 1987 terhadap sebuah pesawat Korea Selatan di dekat Myanmar yang menewaskan 115 orang di dalamnya.
Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi
Serangan tersebut mendorong Amerika Serikat untuk memasukkan Korea Utara ke dalam daftar hitam terorisme, namun Washington menghapus Pyongyang dari daftar tersebut pada tahun 2008 untuk memfasilitasi pembicaraan mengenai penghentian program senjata nuklir Korea Utara. Pada tahun 2017, AS menetapkan kembali Korea Utara sebagai negara sponsor terorisme. (*)