Deklarasi Balfour menyebutkan secara jelas bahwa orang-orang Yahudi beraliran Zionis meminta hak-hak politiknya dipenuhi oleh orang-orang Palestina. Sementara itu, orang Palestina sendiri tak mendapatkan hak politik maupun agama yang sama. Deklarasi Balfour, dalam kata lain, adalah bentuk lain dari kolonialisme Zionis yang didukung Inggris. Pemerintah Inggris baru menyesali ketiadaan orang Palestina dalam perancangan deklarasi pada tahun 1939. Satu abad kemudian atau di tahun 2017, penyesalan itu belum berkurang, bahkan tambah memanaskan kritik untuk pemerintah Inggris.
Awetnya penyesalan didasarkan pada efek yang krusial dan laten setelah Deklarasi Balfour dirilis dan orang-orang Yahudi di Eropa mulai diangkuti ke wilayah Palestina sepanjang tahun 1920-an hingga 1940-an. Konflik muncul dan menyeret nyawa banyak warga Palestina yang tak tahu apa-apa—selain bahwa tiba-tiba ia diusir dari tempat tinggalnya yang sudah dihuni secara turun-temurun, dan akan mendapat konsekuensi mengerikan jika menolaknya.
Proses panjang dan melelahkan yang didasarkan pada “Mandat Inggris atas Palestina” itu memuncak pada tahun 1948. Orang-orang Yahudi di Palestina saat itu sudah menjelma menjadi kekuatan militer yang sanggup mengusir dan membunuhi lebih banyak orang-orang lokal. Di tahun yang sama negara Israel berdiri. Sepanjang puluhan tahun setelahnya mereka terus mencaplok lahan bangsa Palestina, menciptakan gelombang pengusiran masal, pembunuhan, dan tindak pelanggaran hak asasi lainnya.
Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi
Konflik Israel-Palestina dianggap sebagai perseteruan paling laten dalam sejarah peradaban dunia. Kepercayaan orang muslim malah memperkirakan pertikaian ini bersifat abadi. Deklarasi Balfour juga mengubah wajah Timur Tengah selamanya. Negara-negara Arab hingga era 1960-an berulang kali perang dengan Israel demi pembelaannya atas Palestina, namun hasilnya selalu mengecewakan. Sebagian ada yang memilih berdamai, sebagian lain masih meneruskan perang urat sarafnya dengan gerombolan Zionis di Israel.
Di banyak tempat, peringatan satu abad usia Deklarasi Balfour ini lebih banyak disambut protes alih-alih perayaan. Dalam laporan BBC News, seniman legendaris Inggris Banksy mengorganisasi pesta jalanan di Bethlehem, Tepi Barat. Selain sebagai medium protes, acara tersebut juga digelar sebagai simbol permintaan maaf atas kekhilafan pemerintah Inggris di masa lalu sebab telah melahirkan rezim Zionis yang bengis.