Kecintaannya yang tinggi dalam bidang pendidikan, akhirnya pada 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan atau sekolah yang diberi nama Perguruan Taman Siswa. Lewat sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara berupaya menumbuhkan kesadaran pada siswa bumiputra akan hak-hak mereka guna mendapat pendidikan.
Perguruan Taman Siswa disamping menekankan pendidikan, juga menanamkan rasa kebangsaan pada peserta didik agar mereka mau mencintai bangsa dan tanah airnya, serta berjuang untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.
Disamping sebagai tokoh pejuang dalam pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga merupakan seorang tokoh aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia. Akibat dari tulisannya di surat kabar, ia pernah dihukum dan diasingkan Belanda ke Pulau Bangka.
Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi
Pada 25 Desember 1912, Ki Hajar Dewantara bergabung dengan organisasi pergerakan nasional yang bernama Indische Partij. Dalam wadah organisasi ini Ki Hajar Dewantara tidak sendirian, dia ditemani oleh Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Ketiga orang inilah yang selanjutnya dikenal dengan sebutan tokoh Tiga Serangkai.
Indische Partij sebenarnya mempunyai program dan tujuan yang baik, namun oleh Belanda dianggap salah, karena bisa membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat yang bisa bergerak menentang Belanda. Akhirnya pada 11 Maret 1913 Indische Partij ditolak dan dibubarkan oleh pemerintah Belanda.
Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan yang sangat terkenal yaitu “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.” Semboyan tersebut mempunyai arti “Di depan memberi contoh, Di tengah memberi semangat, Di belakang memberi dorongan.” Berkat perjuangan dan jasanya dalam pendidikan, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan juga sebagai Pahlawan Nasional.
Di balik sosok besar seorang Ki Hadjar Dewantara, ada fakta unik yang patut kita ketahui. delik berhasil merangkum lima fakta unik beliau berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Bangsawan yang melepaskan titel kebangsawanannya.
Ki hajar dewantara terlahir dari keluarga bangsawan dari Kadipaten Paku Alaman. Kepedulian dan keresahannya terhadap kondisi masyarakat sekitarnya mendorongnya untuk membulatkan tekat keluar dari lingkungan kerajaan dan berbaur dengan masyarakat biasa di daerahnya. Saat beranjak usia 40 tahun, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat resmi melepas gelar bangsawannya dan memilih menggunakan nama Ki Hadjar Dewantara. Ki ialah panggilan untuk orang tua yang di hormati dan menjadi teladan. Hajar artinya guru, sedangkan Antara adalah nama dewa penghubung bumi dengan dunia yang lebih tinggi.