Jokowi memberi restu kepada putranya Gibran Rakabuming Raka hingga mendapatkan dukungan politik pencalonan dari Golkar dalam kandidat pilpres melawan PDIP. Tidak berhenti begitu saja, PDIP menuduh Jokowi sudah melukai proses demokrasi, mengiris rasa keadilan publik.
Terjadinya Skandal di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan Anwar Usman, adik ipar Jokowi, atau paman Gibran, hingga diturunkan dari Ketua MK dianggap sebagai betul kesalahan konstitusi terberat disamping juga karena melanggar etik adalah biang kerok keresahannya demokrasi.
Ketika Pemilu 2024 dimenangkan oleh Paslon 02 hanya sekali putaran menjadikan momen politik nasional tambah panas. PDIP menganggap terjadinya Kecurangan Pemilu terjadi dan menuntut adanya pemilu ulang tanpa kehadiran Paslon 02.
Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi
Kekalahan dalam sengketa pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi peristiwa akhir kemarahan dan kekecewaan puncak dari PDIP ke Jokowi. Jokowi didepak total berserta anak dan menantunya . Segala kemungkinan rekonsiliasi politik secara utuh tertutup bagi Jokowi dan Megawati.
Ternyata Jokowi sudah melakukan kaderisasi politik ke Prabowo Subianto sudah jauh- jauh hari. Perbuatan Jokowi ini dapat dikatakan sebagai pembuktian ketidaktaatan dan juga bukti kuat terjadinya pengkianat ke PDIP. Jokowi juga bisa dianggap sangat pintar dan jeli untuk menyiapkan skenario tak terduga.
Jokowi sangat pintar mengemas perilaku dan juga komunikasi politik terutama pada elite PDIP dimana Jokowi dibesarkan dan juga dituntun sampai menjadi presiden 2 periode.
Hanya saja Jokowi sudah melakukan dualitas kepentingan yang berbahaya . Satu sisi menyembunyikan atau memanipulasi kelakuan politiknya ke PDIP, di sisi lain Jokowi sedang bekerja menyiapkan kaderisasi calon presiden di luar sepengetahuan PDIP.
Menurut pengakuan Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto menyebut Presiden Joko Widodo telah menyiapkan dirinya untuk menjadi penerus. Menurutnya, kekalahannya dua kali beruntun dari Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 adalah salah satu persiapannya.
Terbukti Prabowo sudah dibidik dan disiapkan secara matang oleh Jokowi baik pendidikan karakter, ideologi dan juga memberikan ruangan khusus bagi keleluasaan Prabowo berkiprah dan berperan aktif di dalam tubuh pemerintah Jokowi saat ini. Contoh kongkritnya ketika Prabowo Subianto ditarik menjadi salah satu Menteri di kabinet Jokowi periode kedua. Masuknya Prabowo ke jajaran kabinet Jokowi mempunyai portofolio khusus baik untuk Jokowi dan juga Prabowo.