BRIGADIR Ridhal Ali Tomi (34 tahun), Anggota Polresta Manado, tewas di dalam mobil Toyota Alphard B 1544 QH dengan luka tembak di kepala, pukul 16.34 WIB, Kamis (25/4). Polisi menduga Ridhal bunuh diri. TKP berada di area parkir rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, RT 10/RW 5 Nomor 20, Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Rumah siapa itu?
Dua penjaga rumah, Suryani dan Sahrial, menyebut rumah tersebut adalah milik tokoh Fahmi Idris. Sahrial sudah bekerja di tempat tersebut sejak 1990. Rumah tersebut dikontrakkan ke pengusaha Indra Pratama.
Namun, Indra mengklaim itu adalah rumahnya. “Rumah saya, rumah saya,” katanya saat ditemui wartawan pada Sabtu malam (27/4).
Baca Juga:Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah PribadiAnggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian Kepala
Saat diwawancarai ini, Indra baru saja pulang dari RS Polri Kramat Jati melihat jenazah Ridhal. Indra turun dari mobil Range Rover B 1519 JLO.
Wartawan memastikan: Bukankah Indra menyewa saja?
“Bukan,” jawab Indra.
Saat Ridhal tewas, Indra mengaku tidak berada di lokasi.
“Saya tidak ada di lokasi. Saya berada di luar. Itu semua nanti bisa dibuktikan semua,” kata Indra. Indra menyebut hubungannya dengan Ridhal sebatas teman, bukan pengawal. “Tidak ada (apa benar Ridhal mengawal Indra), tidak ada. Jangan buat-buat opini sendiri,” kata Indra. “Dia baru seminggu berkunjung di sini, ya. Dia tujuannya ke sini untuk silaturahmi, tidak lebih dan tidak kurang,” ujar Indra. Indra pun tidak membantah saat ditanya apakah seminggu ini Ridhal menginap di rumahnya. “Ya, kadang dia keluar-masuk, keluar-masuk, seperti itu,” ujarnya. Indra menyebut kenal Ridhal di Manado. “Pada saat saya datang ke Manado. Ya, urusan pekerjaan ya,” katanya. Indra tidak ingat tahun berapa itu. Belakangan terungkap bahwa Indra Pratama juga adalah Ketua Gibran Center Jawa Timur.
Kendati tidak ada hubungannya antara posisi Ketua Gibran Center Jatim itu dengan kasus ini, namun seorang warga setempat memberikan selembar kertas promosi kepada wartawan yang sedang meliput di depan TKP. (*)