BADAN Geologi mengungkapkan sejarah mengenai tsunami akibat erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara. Badan Geologi mengatakan tsunami akibat erupsi itu ketinggiannya mencapai 25 meter.
“Untuk ancaman tsunami sendiri kita belajar dari sejarah pada erupsi Gunung Ruang yang terjadi, itu memang tsunami yang terjadi sampai bagian ke barat Pulau Tagulandang itu berkisar setinggi 25 meter, dan juga berdampak beberapa pada beberapa ratus meter di daratan Pulau Tagulandang sisi bagian barat daya,” ujar Ketua Tim Kerja Pengamatan Gunung Api, Heruningtyas dalam jumpa pers, Kamis (18/4/2024).
Heruningtyas memaparkan Gunung Ruang sendiri mulai erupsi di tahun 1808 sampai hari ini tahun 2024. Gunung Ruang didomimasi oleh erupsi eksplosif yang menghasilkan awan panas. Selain itu, hasil dari produk erupsi Gunung Ruang tercatat beberapa kali adalah aliran larva dan juga awan panas yang melanda di seluruh Pulau di Gunung Ruang.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
“Dan ini yang salah satu bahaya yang cukup berdampak bagi kehidupan manusia adalah adanya lontaran batu pijar yang sangat mengancam, dan ini jatuhan bom atau vulkanik tidak hanya terjadi di area Pulau Gunung Ruang. Namun juga terjadi di sebagian barat Pulau Tagulandang atau pulau di seberang Gunung Ruang,” jelasnya.
Heruningtyas mengatakan salah satu bahaya yang mengancam juga erupsi Gunung Ruang adalah bahaya lahar yang berada di area Pulau Ruang saja.
Diketahui, PVMBG meningkatkan status Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) menjadi level IV atau awas. Ratusan warga sudah mengungsi akibat erupsi ini.
Erupsi ini juga berpotensi tsunami. Hal itu diakibatkan oleh runtuhan tubuh gunung ke laut. (*)