Polisi Australia: Penikaman di Gereja Ortodoks Asiria Serangan Teroris, Ayah Si Pelaku: Putranya Skizofrenia

Gambar dari rekaman video yang memperlihatkan seorang pria menyerang pendeta di Gereja Christ the Good Shepher
Gambar dari rekaman video yang memperlihatkan seorang pria menyerang pendeta di Gereja Christ the Good Shepherd di Sydney, Australia.
0 Komentar

PENIKAMAN baru-baru ini yang terjadi di gereja Ortodoks Asiria di Sydney dinyatakan sebagai serangan teroris dengan kemungkinan motif agama, kata Komisaris Polisi Federal Australia Reece Kershaw.

Uskup Ortodoks Asiria, Mar Mari Emmanuel, diserang pria bersenjatakan pisau saat kebaktian di Sydney.

Uskup dan empat orang lainnya mengalami luka akibat serangan tersebut, kata polisi, seraya menambahkan bahwa tersangka pelaku sudah ditahan.

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Aksi tersebut memicu kerusuhan di jalan-jalan Sydney yang mengakibatkan sejumlah polisi terluka, lapor media Australia.

“Saat ini kami dapat mengonfirmasi bahwa insiden ini dinyatakan sebagai serangan teroris dan seorang remaja berusia 16 tahun telah ditahan sehubungan dengan insiden tersebut. Masalah ini kini juga sedang diselidiki Tim Gabungan Penanggulangan Terorisme NSW (New South Wales),” kata Kershaw saat konferensi pers.

Tim Gabungan Penanggulangan Terorisme NSW akan menyelidiki penikaman terhadap seorang uskup sebagai serangan teroris.

Tim NSW berkolaborasi di sebuah lokasi yang dirahasiakan dan diberi mandat berdasarkan laporan untuk menyelidiki setiap insiden terkait teror, kata Kepolisian NSW melalui pernyataan.

Direktur jenderal keamanan Organisasi Intelijen Keamanan Australia yang merupakan bagian dari Tim Gabungan NSW, Mike Burgess, mengatakan insiden tersebut diyakini “dilatarbelakangi soal agama.”

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, yang juga hadir dalam konferensi pers, menyebut serangan penikaman di gereja itu sebagai “insiden yang meresahkan.”

“Tidak ada tempat untuk kekerasan di masyarakat kami. Tidak ada tempat untuk ekstremisme kekerasan. Kami adalah bangsa yang cinta damai. Sekarang waktunya untuk bersatu, bukan memecah belah sebagai sebuah komunitas dan sebagai sebuah negara,” kata PM.

Baca Juga:Penyembelihan Sapi Merah Doktrin Yahudi Robohkan Al Aqsa Jatuh 10 April 2024, Berbarengan dengan Lebaran?Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUI

Penikaman di gereja ortodoks itu merupakan serangan bersenjata kedua di Sydney, Australia, hanya dalam waktu tiga hari.

Sebelumnya, enam orang tewas dan 12 lainnya luka dalam aksi serupa yang dilakukan warga Australia berusia 40 tahun, Joel Cauchi, di mal Westfield Bondi Junction di Sydney.

Lima dari korban tewas dan mayoritas korban luka adalah perempuan, kata polisi, menambahkan pelaku “fokus pada perempuan dan menghindari laki-laki”.

0 Komentar