Pada perdagangan kemarin, harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18 persen (dtd) ke level 90,29 dolar AS per barel, jauh lebih tinggi jika dibandingkan posisi pada 1 Januari 2024 sebesar 77,4 dolar AS per barel, dan minyak mentah jenis WTI turun 0,28 persen ke level 85,42 dolar AS per barel, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 71,65 dolar AS per barel.
Berdasarkan data pasar spot luar negeri Trading Economics, nilai tukar rupiah pada Senin, 15 April 2024, berada di level Rp16.060, lebih baik dibandingkan negara-negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang.
Mayoritas nilai tukar di kawasan Asia Pasifik bergerak melemah terhadap dolar AS, seperti Baht Thailand dan Won Korea terdepresiasi sebesar 0,24 persen (dtd), dan Ringgit Malaysia sebesar 0,24 persen (dtd). Mayoritas bursa di Asia Pasifik juga bergerak di zona merah. Pada penutupan pasar kemarin, indeks FKLCI Malaysia melemah 0,55 persen (dtd), diikuti Kospi sebesar 0,42 persen (dtd).
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Guna meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dengan Israel, pemerintah juga mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber. Koordinasi lebih lanjut akan dilakukan bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. (*)