“Jaksa penuntut Iskandar Ahmad mengatakan Aisyah bisa dikenai dakwaan lagi jika ada bukti baru meski tidak ada rencana untuk itu saat ini,” seperti dilansir Vancouver Sun pada Senin, 11 Maret 2019.
Kementerian Luar Negeri Indonesia melansir pernyataan bahwa Aisyah tertipu dan tidak menyadari bahwa dia sedang dimanipulasi oleh intelijen Korea Utara.
Aisyah dan Huong menjadi tersangka lalu terdakwa setelah empat orang terduga pelaku pembunuhan asal Korea Utara melarikan diri dari Malaysia pada Senin pagi, 13 Februari 2017.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Media South China Morning Post melansir Pengadilan Tinggi di Malaysia sempat menyatakan bahwa ada cukup bukti yang menunjukkan Aisyah, Huong, dan keempat warga Korea Utara yang menghilang terlibat dalam sebuah konspirasi terencana untuk membunuh Kim Jong-nam, yang telah lama tinggal di luar negeri seperti Makau karena dianggap sebagai ancaman bagi kekuasan Kim Jong-un.
Media Malay Mail melansir anggota parlemen dari Korea Selatan menuding para pelaku merupakan orang suruhan dari rezim Kim Jong Un. Ini karena Kim Jong-nam bersikap kritis terhadap pemerintahannya. Pyongyang membantah terlibat dalam kasus ini.
Polisi Malaysia sempat mengeluarkan pernyataan bahwa keempat orang yang diduga pelaku pembunuhan Kim Jong-nam dikendalikan oleh seorang diplomat Korea Utara bernama Hyon Kwang Song.
“Diplomat ini tertangkap kamera CCTV di Bandara Internasional Kuala Lumpur mengirim pulangempat terduga warga Korea Utara,” kata seorang pejabat polisi Malaysia seperti dilansir Channel News Asia, 23 Februari 2017.
Hyon Kwang Song berada di bandara bersama seorang staf maskapai Korea Utara, Air Koryo, saat peristiwa pembunuhan Kim Jong Nam pada Senin, 13 Februari 2017. Staf maskapai itu bernama Kim Uk II.
Keempat warga Korea Utara yang melarikan diri lewat bandara pagi itu adalah Ri Ji-hyon, Hong Song-ha, O Jong-gil, dan Ri Jae-nam. Mereka kembali ke Pyongyang lewat penerbangan transit di Jakarta, Dubai, dan Vladivostok, pada 17 Februari 2017.
Keempat orang ini diduga terlibat dalam merekrut Aisyah dan Huong untuk menyiramkan racun ke wajah Kim Jong Nam, yang sedang dalam perjalanan untuk pulang ke Makau. (*)