Mengupas Sapiens Karya Yuval Noah Harari yang Dibaca Camillia Laetitia Azzahra

Zara anak Ridwan Kembali pamer baca buku Sapiens and Homo Deus karya Yuval Noah Harari, penulis yang diduga zi
Zara anak Ridwan Kembali pamer baca buku Sapiens and Homo Deus karya Yuval Noah Harari, penulis yang diduga zionis. (dok. Instagram @camilliazr/https://www.instagram.com/p/C4KiBMatq4B/)
0 Komentar

Masyarakat lahir dari sebuah dinamika yang kompleks. Seiring dengan perkembangan akal dan budi manusia, banyak solusi atas masalah yang dihadapi, seperti masalah kepemilikan. Melalui sistem kepemilikan, manusia bertukar kepemilikan antara satu dengan yang lainnya dan menciptakan kebutuhan akan sebuah peradaban yang besar dalam mengatur sistem menjaga kepemilikan pribadi yang akhirnya menjadi kepemilikan bersama atau kepemilikan publik.

Sapiens merupakan sebuah catatan kecil yang meringkas jejak kaki manusia hingga dari organisme biologis yang individual menjadi sebuah kesatuan peradaban yang besar. Sapiens merupakan sebuah bukti kehebatan manusia akan menghadapi masalah yang ada di depannya. Manusia menjadi bak dewa yang dapat menghilangkan masalahnya dengan sekejap, maka tidak salah jika buku kedua dari Harari berjudul Homo Deus atau yang berarti Manusia Dewa.

Sapiens merupakan buku laris di dunia. Beberapa tokoh politik dan terkenal di dunia merekomendasikan buku itu untuk mengetahui sejarah manusia. Buku ini telah memenangkan berbagai penghargaan internasional, di antaranya  menjadi best seller dalam  kategori buku sejarah dunia (non-fiksi),  best seller versi majalah New York Times, hingga memenangkan award pada even Wenjin Book Award di Tiongkok pada 2015.

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Buku ini mendapat pujian karena menceritakan perilaku dan pendekatan historis dalam kajian ilmiah. Selain itu, terdapat penjelasan mengenai tiga revolusi penting yang dianggap membentuk jalannya sejarah dunia.

Hanya saja buku tersebut dikritik karena menganulir keberadaan agama. Bagi Yuval Noah Harari, agama dibangun di atas mitos. Maksud Yuval dengan mitos adalah narasi yang tak memiliki rujukan pada objek materiel yang riil.

Profesor sejarah di Hebrew University of Jerusalem itu berpandangan demikian karena Sapiens memiliki kemampuan khas untuk berbahasa, yang berfungsi membicarakan hal-hal yang tak bisa ditangkap panca indera, dan menggunakannya sebagai alat ikat komunal atau penanda identitas. (*)

0 Komentar