PARA ahli sepakat, bahwa hubungan antara Israel dan Amerika Serikat berasal dari nilai-nilai dan kepentingan bersama.
Ketika Presiden Joe Biden menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan kepada Israel dalam perjuangannya melawan kelompok Hamas, dia menjadi pemimpin AS terbaru yang menjanjikan komitmen Amerika Serikat, sebuah kesetiaan yang dimulai sejak berdirinya negara Yahudi tersebut 75 tahun yang lalu ketika Presiden Harry S Truman (1945-1953) menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang mendukung dan mengakui terciptanya negara Israel di Timur Tengah.
“Jika Anda memikirkan sejarah Amerika pada abad ke-20 dan abad ke-21, musuh-musuh Amerika dan musuh-musuh Israel adalah sama, apakah itu Nazisme, apakah itu komunisme, apakah itu ekstremisme Islam,” David Makovsky, sutradara dan peneliti senior tentang hubungan Arab-Israel di Washington Institute for Near East Policy, sebuah wadah pemikir Amerika yang pro-Israel di Washington,kepada ABC News.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Mark Mellman, presiden Mayoritas Demokrat untuk Israel, sebuah organisasi AS yang bekerja untuk mempertahankan dan memperkuat dukungan terhadap aliansi AS-Israel mengatakan, persahabatan antara kedua negara lahir dari upaya Amerika Serikat untuk mengamankan sekutu selama masa Perang Dingin.
“Amerika menginginkan sekutu sebanyak-banyaknya, dan Israel adalah salah satu di antaranya,” kata Mellman kepada ABC News.
“Tetapi ada juga kesamaan sejarah yang panjang, keyakinan bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak atas negara dan tanah air, di tanah air bersejarah mereka, yang telah menjadi tanah air orang-orang Yahudi selama ribuan tahun. Juga dari perspektif alkitabiah. Namun pada dasarnya, kedua negara memiliki nilai-nilai dan kepentingan yang sama. Hal-hal inilah yang membuat Amerika Serikat dan Israel menjadi sangat dekat bersama.” lanjut Mellman
Nilai-nilai bersama antara kedua negara terutama yang mendorong Truman untuk secara terbuka mendukung Israel dalam beberapa hari setelah resolusi yang disetujui pada 29 November 1947, oleh Majelis Umum PBB untuk membentuk negara Yahudi. Sejak saat itu, setiap presiden Amerika, apa pun partai politiknya, telah mendukung dukungan dan keyakinan bahwa
“Israel sama seperti kita di Amerika dalam hal komitmen terhadap pluralisme, dalam hal komitmen untuk menjadi demokratis dan memiliki peradilan yang independen,” kata Makovsky.