Selama bertahun-tahun, program nuklir Iran telah menjadi fokus ketegangan antara Iran dan Israel, yang menuduh Republik Islam berusaha memiliki senjata nuklir, namun Iran membantahnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikenal sebagai sosok yang tidak dapat diprediksi dan dia bekerja demi kelangsungan politiknya sebagai pemimpin koalisi sayap kanan dan sayap kanan. Dalam hal inilah, terdapat beberapa risiko penargetan nuklir.
Apa risikonya? Direktur Pusat Studi Iran di Universitas Tel Aviv, Meir Litvak, memperingatkan, jika Israel merespons dengan sangat tegas, kemungkinan besar eskalasi meluas.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Namun dia menekankan, Israel tidak berkepentingan untuk membuka front langsung baru dengan Iran pada saat negara tersebut sedang berperang dengan gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza. Terlebih dan pada saat para pejabat Israel menghadapi situasi yang semakin parah. Seperti kritik dari modal asing akibat bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
Adapun terkait dukungan Amerika, Sima Shine menekankan bahwa dukungan Amerika terhadap Israel begitu besar sehingga Israel tidak bisa menyerang balik Iran tanpa berkonsultasi dengan Amerika. Bahkan menurut Tamir Hayman, hal tersebut ini bukan hanya soal konsultasi, melainkan mendapatkan persetujuan Washington. (*)