Serangan-serangan terbaru menggunakan drone yang dilengkapi dengan Avtobaza-M telah menargetkan infrastruktur penting di Israel, menimbulkan kekhawatiran akan potensi kerusakan yang signifikan dan eskalasi lebih lanjut dalam konflik regional
Iran tampaknya menggunakan teknologi ini sebagai respons terhadap serangan Israel di Suriah, yang merusak kantor kedutaan besar Iran dan menewaskan beberapa prajurit senior Pasukan Quds.
Pengerahan Avtobaza-M oleh Iran menandai babak baru dalam perang elektronik dan menunjukkan pentingnya teknologi EW dalam perang modern. Dengan kemampuan untuk mengacaukan sistem navigasi dan komunikasi, Iran berupaya untuk memperkuat posisinya dalam konfrontasi regional yang semakin kompleks.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Kemampuan baru ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran Rusia dalam konflik tersebut, mengingat bahwa Avtobaza-M adalah produk teknologi militer Rusia. Penggunaan sistem EW ini oleh Iran menunjukkan adanya kerjasama militer yang lebih dalam antara kedua negara, yang bisa berdampak pada dinamika kekuatan di Timur Tengah.
Seiring dengan meningkatnya ketegangan, komunitas internasional mengawasi dengan cermat perkembangan ini dan potensi implikasinya terhadap stabilitas regional. Iran, dengan bantuan teknologi Rusia, tampaknya bertekad untuk menegaskan kekuatannya dan mengirimkan pesan yang jelas kepada lawan-lawannya.
Diberitakan sebelumnya Iran melancarkan serangan drone ke Israel. Serangan tersebut menyusul meningkatnya ketegangan kedua negara dipicu Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan dua komandan tinggi Tehran.
Serangan ini menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer terhadap Israel, meskipun kedua negara telah lama menjadi musuh. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran mengatakan pihaknya meluncurkan puluhan pesawat tak berawak dan rudal ke Israel dalam serangan yang dapat memicu eskalasi besar permusuhan kedua negara. (*)