JANJI Iran untuk membalas serangan Israel direalisasikan pada Minggu dini hari, 14 April 2024. Oleh Iran, serangan ini dinamakan ‘Operation True Promise’ – operasi janji sejati.
“Lebih lanjut militer Iran menegaskan bahwa serangan dini hari ini ada hubungannya dengan ‘kejahatan berulang’ Israel, termasuk serangan tanggal 1 April terhadap gedung konsulat Iran, di mana Teheran menyalahkan Israel,” lapor BBC.
Laporan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sifat dari serangan, selain hanya mengonfirmasi bahwa angkatan udara Iran meluncurkan puluhan rudal dan drone ke sasaran tertentu di Israel.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Saat ini, Iran mengutip Pasal 51 Piagam PBB atas dasar hukum di balik serangannya ke wilayah Israel.
“Dilakukan berdasarkan kekuatan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran merupakan respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” kata misi tetap Iran di PBB melalui X.
“Masalah ini dapat dianggap selesai. Namun, jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan Amerika Serikat HARUS MENJAUHINYA!”
Pasal 51 Piagam PBB mengatakan bahwa negara-negara anggota mempunyai “hak yang melekat untuk membela diri secara individu atau kolektif jika terjadi serangan bersenjata”.
Iran juga dilaporkan telah mengerahkan sistem peperangan elektronik (EW) Avtobaza-M buatan Rusia pada armada dronenya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi militer Iran untuk meningkatkan kemampuan serangan terhadap Israel.
Pada tanggal 14 April 2024, sumber-sumber militer mengungkapkan bahwa Iran telah mengintegrasikan sistem Avtobaza-M EW ke dalam drone Shahed-136/131 yang dirancang untuk operasi serangan presisi.
Dilansir dari laman Defence Security Asia, sistem EW ini dikenal dengan kemampuannya untuk mengganggu komunikasi dan navigasi pesawat tanpa awak, memberikan Iran keunggulan taktis dalam konflik yang berkelanjutan.
Baca Juga:Penyembelihan Sapi Merah Doktrin Yahudi Robohkan Al Aqsa Jatuh 10 April 2024, Berbarengan dengan Lebaran?Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUI
Avtobaza-M, yang juga dikenal sebagai “Pembunuh Drone”, merupakan sistem pertahanan yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan mengganggu sinyal kontrol dan komunikasi dari pesawat tanpa awak musuh.
Dengan pengerahan sistem ini, Iran menunjukkan kemampuan untuk tidak hanya melindungi wilayahnya dari serangan udara tetapi juga untuk meningkatkan efektivitas serangan balasan mereka.