IRAN pada Ahad (14/4/2024) dini hari WIB melancarkan serangan ke Israel dengan mengirim puluhan drone seperti dilaporkan Axios dilansir Times of Israel. Sementara Sky News Arab mengutip media Iran mengatakan bahwa sebanyak 50 drone diterbangkan menuju Tel Aviv.
Sebelumnya, seorang pejabat AS menginformasikan kepada Al Jazeera bahwa, ada kemungkinan kuat Iran akan melancarkan serangan ke Israel pada Ahad (14/4/2024). Sementara, Walla News melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya telah direlokasi ke suatu tempat yang aman jika perang dengan Iran benar-benar terjadi.
Berdasarkan laporan itu, Netanyahu dan istri ‘diungsikan’ ke rumah seorang miliader bernama Simon Falic di Yerusalem. Menurut sumber Walla News, rumah Simon Falic memiliki bunker beton bawah tanah.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Namun, tak lama setelah terkonfirmasinya serangan Iran lewat kiriman drone, Netanyahu mengeluarkan pernyataan resmi lewat rekaman video dengan menegasakan, bahwa Israel siap dalam menghadapi skenario apapun baik untuk bertahan dan menyerang.
“Saya meminta warga Israel tetap tenang. Saya meminta Anda untuk mendengarkan perintah dari pusat kontrol. Hari ini kita akan bersatu dan dengan bantuan Tuhan, kita akan menang,” kata Netanyahu.
Pada Jumat (12/4/2024), Presiden AS Joe Biden, memperingatkan Iran agar tidak menyerang Israel di tengah ekspektasi bahwa Teheran akan segera melakukan pembalasan atas pemboman konsulatnya di Damaskus, Suriah, awal bulan ini. “Kami mengabdikan diri untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil,” kata Biden kepada wartawan saat dia mengakhiri pidato virtualnya di depan kelompok hak-hak sipil dikutip Anadolu.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan seberapa besar kemungkinan serangan Iran akan terjadi, Biden mengatakan perkiraannya adalah “lebih cepat daripada nanti.”
Eskalasi tersebut terjadi ketika Israel terus melancarkan serangan militer yang mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas pada awal Oktober 2023 oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 33.600 warga Palestina telah tewas di Gaza dan lebih dari 75.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.