SEJUMLAH pejabat dan media-media Barat dan Israel meyakini bahwa Israel sedianya sudah kalah melawan Hamas di Jalur Gaza terlepas dari 33 ribu lebih warga yang telah mereka bunuh dalam enam bulan belakangan. Seluruh tujuan penyerangan brutal itu sejauh ini belum tercapai.
Mantan Menteri Kehakiman Israel Haim Ramon mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa negaranya telah dikalahkan secara strategis di Gaza, surat kabar Israel Maariv melaporkan pada Kamis.
Ketika ditanya oleh pembawa acara Ben Capist dan Yinon Magal untuk mengomentari status perang saat ini, Ramon mengatakan bahwa Israel mencapai “kemenangan taktis tetapi kekalahan strategis. Kita tidak mencapai satu pun tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah.”
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
Ramon mengkritik rencana penyerangan Rafah setelah memindahkan “satu setengah juta pengungsi ke selatan,” dengan mengatakan: “Ini bukan masalah AS, ini masalah kita bagaimana kita menangani mereka.”
Menurut Ramon, tujuan utama pembongkaran Hamas tidak tercapai dan gerakan Perlawanan Palestina masih aktif baik di bidang sipil maupun militer. “Kami bilang akan ada tekanan militer untuk melepaskan sandera, tapi ternyata tidak terjadi,” tambah mantan menteri tersebut.
“Menurut saya, setelah enam bulan, mengingat semua yang telah terjadi, (…) inilah saatnya Kepala Staf akan mengambil tanggung jawab dan mengundurkan diri,” kata Ramon.
Pendapat serupa diungkapkan pada Rabu oleh “perwira tempur veteran” yang tidak disebutkan namanya dan dikutip dalam sebuah laporan oleh surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
Menurut laporan tersebut, setelah penarikan tentara Israel dari Khan Yunis, gerakan Perlawanan Palestina Hamas telah mendapatkan kembali kendali atas kota terbesar di Jalur Gaza.
Dari sudut pandang militer, situasi yang dihadapi Israel tampak lebih menantang. Menurut perwira itu, Hamas tidak bisa dibubarkan sekarang. Laporan tersebut mencatat bahwa skenario terbaiknya adalah kekalahan mereka pada 2026 atau 2027.
Sumber-sumber militer dilaporkan menyatakan bahwa “kami tidak akan secara permanen berada di Jalur Gaza. Kami akan kembali melakukan banyak penggerebekan jauh di dalam wilayah tersebut.” Para pejabat mengakui bahwa klaim soal prestasi pasukan yang berperang di Gaza sedang terkikis.