PANGLIMA TNI Jenderal Agus Subiyanto membenarkan lembaganya kembali menggunakan nama Organisasi Papua Merdeka atau OPM untuk kelompok bersenjata di Papua. TNI kini tak menggunakan istilah kelompok separatis teroris (KST) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB).
“Jadi dari mereka sendiri menamakan diri TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) bersama dengan OPM,” kata Jenderal Agus Subiyanto di Wisma A. Yani, Menteng, Jakarta, Rabu, 10 April 2024.
Agus menuding OPM telah melakukan aksi teror, pembunuhan, bahkan pemerkosaan. Aksi itu dilakukan terhadap guru, tenaga kesehatan, juga masyarakat dan personel TNI/Polri.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
“Mereka kombatan yang membawa senjata. Saya akan tindak tegas untuk apa yang dilakukan oleh OPM,” ucapnya. “Tidak ada negara dalam suatu negara.”
Agus Subiyanto juga menyatakan pendudukan Papua merupakan operasi yang dilakukan oleh pemerintah. “Operasi wilayah itu ada operasi teritorial, intelijen, tergantung bagaimana indeks kerawanan yang ada di wilayah-wilayah tersebut,” tuturnya.
Khusus untuk Papua, Agus melanjutkan, penanganannya berbeda dengan wilayah lain. TNI pun punya metode khusus untuk penyelesaian masalah. “Senjata ya lawannya senjata,” kata dia.
Namun, Agus menyatakan pemerintah melalui TNI tetap mengedepankan operasi teritorial untuk mempercepat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua. “TNI di sana mengajar, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tapi selalu diganggu. Dua hari yang lalu diganggu juga.”
Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menanggapi TNI yang kembali menggunakan istilah OPM alih-alih KST dan KKB. Dia menyebut, penyebutan nama OPM merupakan langkah TNI dalam menduduki Papua.
“Itu posisi pemerintah kolonial Indonesia. Kami perang terus sampai Papua merdeka,” katanya. (*)