KHATIB salat Id di Masjid Istiqlal, KH Abdul A’la Basyir, menggemakan pesan persatuan di momen Idul Fitri. Dia mengatakan persatuan diperlukan untuk menghasilkan banyak manfaat untuk masyarakat.
“Dalam suasana yang penuh kondisi keterpecahbelahan kita sulit melakukan apapun yang bermaksa. Dalam situasi yang penuh bermusuhan kita tentu sulit menghasilkan karya besar untuk masyarakat dan bangsa,” kata Abdul di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2024).
Abdul juga mengingatkan momen kembali fitrah di hari raya dimaknai dengan penuh rasa syukur. Ungkapan syukur itu, kata dia, bukan hanya dalam bentuk lisan namun juga perbuatan nyata.
Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024
“Dengan syukur dan gerak perubahan ini kita melakukan keberhasilan kita dengan mengelola segala dorongan sikap dan perilaku menjadi kemaslahatan nyata dalam kehidupan individu maupun sosial. Kita mengungkapkan rasa syukur yang diraih tidak hanya diorientasikan untik diri kita masing-masing, tapi juga ditransformasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Abdul kemudian mengingatkan kondisi Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang majemuk. Dia mengatakan tidak ada pilihan lain bagi semua rakyat Indonesia untuk mengedepankan persatuan dalam kehidupan sosialnya.
“Unsur bangsa yang beragam dari suku dan agama tetap merupakan suatu bangsa yang harus mengedepankan persatuan dan keharusan saling membantu satu dan lainnya. Tidak ada pilihan bagi kita umat Islam dan unsur-unsur lain bangsa Indonesia selain meneguhkan kesatuan dan persatuan,” ujar Abdul.
Dalam kesempatan itu Abdul juga menjelaskan makna hari Idul Fitri bagi umat Islam. Rais Pengurus Besar PBNU ini mengatakan Idul Fitri sebagai hari wisuda bagi umat Islam yang lulus ujian melawan hawa nafsu selama bulan Ramadan.
“Idul Fitri seutuhnya merupakan hari wisuda bagi umat Islam yang berhasil lulus ujian dengan mampu mengendalikan diri lahir batin dari hal-hal yang diharamkan dan dari hal yang tidak mencerminkan moralitas luhur selama bulan Ramadan,” katanya.
Abdul menjelaskan sebuah hadist yang menyebutkan umat Islam yang berhasil menahan godaan selama bulan Ramadan akan dihapus dari segala dosa dan kembali seperti bayi saat hari Idul Fitri. Dia mengatakan kembali fitrah adalah anugerah yang dimiliki umat Islam.