Kepala Kampung Modusit, Timo Kasipmabin Dibunuh OPM Bukan Mata-Mata TNI-Polri

Ilustrasi (iStockphoto)
Ilustrasi (iStockphoto)
0 Komentar

KEPALA Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal Nugraha Gumilar, menyebut Kepala Kampung Modusit, Timo Kasipmabin, yang dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bukan mata-mata TNI-Polri. Nyawa Timo sebelumnya dihabisi di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, pada Senin, 8 April 2024. 

“Tidak benar. Modus OPM (Organisasi Papua Merdeka) selalu begitu dengan menuduh korban sebagai agen TNI-Polri,” ujar Nugraha kepada Tempo, Rabu, 10 April 2024.

Nugraha menuturkan Timo berstatus sebagai masyarakat sipil. Bahkan, ia menduduki jabatan sebagai kepala kampung. “Sebenarnya almarhum adalah murni masyarakat sipil,” kata Nugraha.

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno mengatakan, pada Senin, 8 April 2024 pukul 21.05 WIT, pihaknya mendapatkan laporan tindak pidana pembunuhan oleh KKB Kodap XXXV/Bintang Timur pimpinan Ananias Ati Mimin. Korban bernama Timo Kasipmabin, 45 tahun, yang bertugas sebagai Kepala Kampung Modusit. “Sekaligus Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pegunungan Bintang,” kata Bayu dalam rilisnya, Selasa, 9 April 2024.

 Menurut Bayu, modus pembunuhan terjadi karena Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mencurigai korban sebagai mata-mata yang membantu aparat keamanan dalam menumpas lima anggota KKB di wilayah tersebut sepanjang 2024. “Ya, berdasarkan informasi yang kami terima telah terjadi pembunuhan terhadap seorang kepala kampung atas nama Timo Ati Mimin, kami tegaskan bahwa korban bukan mata-mata aparat keamanan,” ujarnya.

Ia menyebutkan kekejaman KKB di Distrik Serambakon ini menambah daftar panjang aksi pembunuhan yang dilakukan KKB terhadap masyarakat sipil, termasuk OAP (Orang Asli Papua) sendiri. “Kami turut berduka cita dan prihatin atas meninggalnya korban akibat serangan KKB di Kabupaten Pegunungan Bintang, kami akan terus melakukan investigasi dan pengejaran terhadap para pelaku,” ujar Bayu.  (*)

0 Komentar