“Kami memahami apabila tugas dan fungsi kami untuk mengkoordinasikan, mensinkronkan dan mengendalikan pelaksanaan program di lapangan kemudian dikaitkan dengan pesta demokrasi beberapa waktu yang lalu. Namun, perlu kami tegaskan pelaksanaan program tersebut di atas sudah direncanakan sejak awal untuk mencegah terjadinya kenaikan angka kemiskinan dan sekaligus untuk menurunkannya serta menghapus kemiskinan ekstrem sebagaimana seperti yang telah kami paparkan di atas,” ujarnya.
Sebagai informasi, sidang sengketa Pilpres diajukan oleh Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Dalam permohonan dan persidangan sebelumnya, mereka menyebut kenaikan bansos tahun 2024 ditujukan untuk memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Airlangga Hartarto
Airlangga Jelaskan Bansos El Nino yang Disoal Ahli AMIN
Airlangga Hartarto dalam kesaksiannya menjelaskan soal bansos el nino yang sempat dipersoalkan ahli dari tim Anies-Muhaimin, Faisal Basri. Airlangga menyatakan dampak el nino tidak hanya terjadi di Indonesia.
Baca Juga:Koalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024Penyembelihan Sapi Merah Doktrin Yahudi Robohkan Al Aqsa Jatuh 10 April 2024, Berbarengan dengan Lebaran?
“Setiap bulan Desember 2023, berbagai negara termasuk Indonesia mengalami dampak terjadinya el nino, di mana beberapa tempat produksi pangan, terutama beras mengalami gangguan, baik yang tidak bisa melakukan penanaman dan memundurkan jadwal,” jelas Airlangga.
“Dan hal ini membuat pasokan pangan seperti beras mengalami gangguan,” sambung dia.
Airlangga mengatakan dampak el nino itu mengganggu dan berdampak signifikan terhadap masyarakat miskin. Sebab itu, kata dia, sejumlah negara melakukan bantuan sosial el nino.
“Antara lain Singapura memberikan 800 dolar per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup dengan anggaran sebesar Rp 13 triliun, dan ini juga dilakukan di bulan September, India memberikan bantuan, baik itu sereal maupun minyak bagi 800 juta orang dengan anggaran sebesar Rp 2.200 triliun, dan ini juga dilakukan antara bulan September sampai dengan November tahun lalu,” paparnya.
Airlangga mengatakan selain bantuan sosial, sejumlah negara juga memberikan bantuan dalam bentuk lain. Diantaranya, seperti Malaysia memberikan bantuan keluarga untuk 8,7 juta keluarga atau 25,4% penduduk. Di mana, anggaran bantuan itu setara dengan Rp 25 triliun untuk periode Januari-Desember 2023.
“Filipina memberikan bantuan tunai untuk 2,3 juta petani, ini juga akibat El Nino setara dengan 3,47 triliun pada bulan September 2023,” ujarnya.